Feature

Gelar FGD Pengembangan Ikan Lokal dan Antisipasi Kelangkaan

139
×

Gelar FGD Pengembangan Ikan Lokal dan Antisipasi Kelangkaan

Sebarkan artikel ini
FOTO BERSAMA : Tim kajian dari Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Palangka Raya foto bersama peserta FGD di Aula Bapperida Kabupaten Barito Selatan, Kamis (27/11/2025) lalu. FOTO HUMAS UNTUK RADAR KALTENG

Tindak Lanjut Kerja Sama UPR dan Pemkab Barsel

Pengembangan ikan lokal merupakan langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan, dengan memanfaatkan potensi geografis dan topografis wilayah Kabupaten Barito Selatan. Untuk menindaklanjuti kerja sama Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Palangka Raya (UPR) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan, menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan ekspose akhir kajian pengembangan ikan lokal.

WILAYAH Kabupaten Barito Selatan memiliki panjang bentang perairan sekitar 233,64 kilometer, dengan enam sungai, danau, rawa, serta wilayah rawan genangan yang luas. Kondisi ini sangat cocok untuk habitat alami berbagai jenis ikan air tawar.

Untuk itu, Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Palangka Raya bersama Pemkab Barsel melalui Badan Perencana Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Barito Selatan bekerja sama menyusun kajian pengembangan ikan lokal. Hal ini dalam rangka mendukung kelestarian sumber daya perairan di tiga danau yang menjadi pusat kajian. Yaitu Danau Raya, Danau Malawen dan Danau Kalahien (Danau Hante), di Kabupaten Barito Selatan.

Kepala tim kajian dari Fakultas Pertanian UPR Prof Dr Ir Uras Tantulo memaparkan, pihaknya menghadapi ancaman seperti pemancing yang tidak selektif serta kekurangan metode penangkapan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim. Pihaknya menjelaskan serta memberikan pengetahuan kepada pemerintah daerah dan masyarakat nelayan untuk dapat mengelola perairan dengan baik dan benar.

“Kondisi perairan, alat tangkap yang digunakan, jenis ikan yang masih banyak ditemukan, hingga jenis-jenis yang sudah mulai langka, saya paparkan satu persatu,” ucapnya dalam forum Focus Group Discussion (FGD) dan ekspose akhir kajian pengembangan ikan lokal di Aula Kantor Bapperida Barito Selatan, Kamis (27/11/2025) lalu.

Dia menegaskan, pelestarian dan pengembangan ikan lokal menjadi sangat relevan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya perairan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan daerah. Prof Uras juga menjelaskan tantangan pada akses hingga jenis apa saja yang berkurang secara signifikan.

Selain menjadi potensi ekologis, ikan lokal sendiri merupakan bagian penting dari budaya konsumsi masyarakat Kalimantan Tengah, yang umumnya mengonsumsi nasi bersama ikan sebagai pangan utama. Sehingga menjadi keharusan juga kewajiban untuk menjaga kelestarian dan regenerasi habitat serta ekosistem ikan di lingkungan.

Sementara itu, Kepala Bapperida Barito Selatan melalui Kepala Pembina Tingkat I Analisis Kepegawaian Madya Yuhadi SE Mec Dev berharap, melalui FGD ini akan muncul saran, masukan, serta penyempurnaan terhadap hasil kajian yang telah disusun. Sehingga mampu memberikan hasil optimal bagi pengembangan ikan lokal serta meningkatkan ketahanan pangan daerah dan nasional, khususnya di Barito Selatan.

“Harapan kita bersama, hasil kajian ini benar-benar dapat diimplementasikan oleh perangkat daerah melalui regulasi, program, maupun kegiatan yang terarah, guna mewujudkan daerah yang berketahanan pangan, berdaya saing, serta memberikan kontribusi nyata bagi Ibu Kota Negara,” katanya saat menghadiri sekaligus membuka kegiatan itu.

Dia berharap, agar pemerintah daerah beserta masyarakat nelayan dapat menjaga kelestarian ekosistem perairan dengan baik ke depannya. (ter/b-5/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *