Utama

ASN Tewas di Jalan Rusak, Perusahaan Ikut Bertanggung Jawab

40
×

ASN Tewas di Jalan Rusak, Perusahaan Ikut Bertanggung Jawab

Sebarkan artikel ini
Wahito Fajriannoor

SAMPIT – Kerusakan parah Jalan HM Arsyad arah Sampit–Samuda, Kabupaten Kotawaringin Timur, kembali memakan korban jiwa. Seorang aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di luar jalan itu, Jumat (12/12/2025).

‎Korban diketahui menjabat sebagai Kepala Seksi PKD Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Insiden tragis itu terjadi saat korban dalam perjalanan pulang menuju Sampit. Diduga, korban kehilangan kendali kendaraan ketika berusaha menghindari lubang di badan jalan.

Hingga kini, pihak berwenang masih mendalami apakah kejadian tersebut merupakan kecelakaan tunggal atau melibatkan kendaraan lain.

Peristiwa ini kembali memicu keprihatinan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotim dari daerah pemilihan III, Wahito Fajriannoor. Ia menilai, kerusakan pada Jalan HM Arsyad sudah berada pada level yang sangat membahayakan pengguna jalan.

“Kerusakan jalan cukup parah, mulai dari Pelangsian hingga Bagendang. Aspal banyak terkelupas dan lubang-lubang dalam kerap menjadi pemicu kecelakaan. Bahkan sampai merenggut nyawa,” kata Fajrin, Senin (15/12/2025).

Politikus Partai Demokrat tersebut juga menyoroti tingginya aktivitas kendaraan berat yang melintas di jalur tersebut. Jalan HM Arsyad selama ini menjadi akses utama truk pengangkut crude palm oil (CPO), bahan baku perusahaan, hingga kontainer menuju Pelabuhan Bagendang, yang kerap melebihi kapasitas jalan.

“Kendaraan bertonase berat ini sangat berbahaya, terutama bagi pengendara roda dua. Beban yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan membuat kerusakan semakin cepat,” tegasnya.

‎Meski berstatus sebagai jalan provinsi, Fajrin menilai perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan jalan tersebut tidak boleh lepas tangan. Ia mendesak agar pihak swasta ikut bertanggung jawab dan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Kondisi ini dinilai semakin mengkhawatirkan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), saat arus lalu lintas menuju kawasan wisata Pantai Ujung Pandaran biasanya meningkat signifikan.

“Jalan ini lebih banyak digunakan oleh perusahaan dengan aktivitas hampir 24 jam. Karena itu, keterlibatan swasta dalam pemeliharaan jalan sangat diperlukan,” katanya.

Fajrin menegaskan, pembangunan dan keselamatan publik tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.  “Perusahaan yang beroperasi di sekitar jalur tersebut harus ikut berkontribusi sebagai bentuk tanggung jawab sosial, agar kerusakan jalan tidak terus menelan korban jiwa,” tandasnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *