PeristiwaUtama

Jenazah Muhran Tersisa 70 Persen

319
×

Jenazah Muhran Tersisa 70 Persen

Sebarkan artikel ini
EVAKUASI : Petugas mengevakuasi jenazah korban serangan buaya di Sungai Rangkang, Senin (24/11/2025) siang.FOTO HUMAS BPBD UNTUK RADAR KALTENG

Setelah Tiga Hari Diseret Buaya di Sungai Rangkang

‎‎SAMPIT – Setelah tiga hari hilang diseret buaya di Sungai Rangkang, jasad Muhran (63), warga Desa Satiruk, Kabupaten Kotawaringin Timur, akhirnya ditemukan Senin (24/11/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Penantian keluarga dan upaya pencarian panjang itu berakhir dengan ditemukannya korban dalam kondisi yang hanya tersisa sekitar 70 persen.

‎‎Kepala BPBD Kotawaringin Timur Multazam mengungkapkan, dua hari pertama pencarian menjadi masa tersulit bagi tim. Meski melibatkan warga, aparat desa, kecamatan hingga tim SAR, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban. ‎“Dua hari pertama benar-benar nihil. Semua unsur sudah turun, tapi belum ada hasil,” kata Multazam, Selasa (25/11/2025).

‎Sejak awal, tim SAR menggunakan armada besar untuk menyisir wilayah sungai yang bergelombang kuat. Namun strategi itu terbukti kurang efektif. Memasuki hari kedua, pola pencarian dimodifikasi dengan mengerahkan perahu karet kecil, memungkinkan petugas menembus area-area sempit yang sebelumnya tidak tersentuh.

‎“Hari kedua dan ketiga kami gunakan perahu karet agar bisa menjangkau jalur yang sempit,” jelasnya.

‎Upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Jasad Muhran ditemukan dalam keadaan sangat memprihatinkan. Bagian tubuh korban sudah tidak utuh dan tidak mungkin diselamatkan.

‎“Kondisi jenazah sekitar 70 persen yang bisa kita temukan. Korban sudah dalam keadaan meninggal dan langsung diserahkan ke keluarga,” ujarnya.

‎Multazam menambahkan, pasang surut air laut menjadi tantangan besar selama proses pencarian. Armada besar kesulitan bergerak. Sementara beberapa jalur hanya dapat dijangkau dengan perahu tradisional milik warga.

‎“Hambatan terberat adalah pasang surut. Alur jelajah kita terbatas. Warga justru sangat membantu karena perahu tradisional mereka bisa masuk ke banyak titik,” katanya.

‎Terkait awal kejadian, Muhran dikenal warga sebagai pencari udang di sungai tersebut. Saat terseret buaya, sempat terdengar teriakan minta tolong. Namun saksi tak dapat memberikan pertolongan karena situasi sangat berisiko.

‎“Ada saksi yang mendengar teriakannya, tapi karena yang dihadapi predator, tentu tidak bisa langsung menolong,” terang Multazam.

‎Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup. Warga diimbau agar lebih waspada saat beraktivitas di kawasan sungai yang diketahui menjadi habitat buaya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *