Kesehatan

Benarkah Es Bikin Amandel Meradang?

91
×

Benarkah Es Bikin Amandel Meradang?

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

Bayangkan setelah seharian berkegiatan di cuaca yang panas, kamu akhirnya meneguk segelas es sambil ngemil ciki pedas favorit. Keduanya merupakan kombinasi yang luar biasa nikmat. Akan tetapi beberapa jam kemudian, tiba-tiba tenggorokanmu terasa gatal, perih diikuti nyeri yang menusuk setiap kali kamu menelan air liur.

Semakin lama rasanya makin mengganggu. Kamu pun mencoba bercermin, sambil membuka mulut lebar-lebar dan di situlah kamu melihat di bagian belakang tenggorokan  tampak merah, bengkak, bahkan muncul benjolan di area amandel. Sekilas mungkin kamu mengira ini hanya radang tenggorokan biasa. Tapi di hari-hari selanjutnya kamu mulai demam, menelan semakin sakit, dan suara berubah serak, kamu mulai khawatir dan segera memeriksakannya ke dokter.

Banyak orang nggak sadar kalau kondisi seperti ini bisa jadi tanda tonsillitis, yaitu peradangan pada amandel yang letaknya ada di bagian belakang tenggorokan. Amandel merupakan gabungan dari jaringan kecil yang sebenarnya bertugas untuk menyaring kuman yang masuk lewat mulut dan hidung. Nah, biasanya peradangan terjadi akibat amandel sering ikut terinfeksi, terutama setelah paparan bakteri atau virus dari makanan atau minuman yang kurang higienis, konsumsi makanan terlalu pedas, kebiasaan kurang minum, atau sistem imun yang sedang turun.

Dilansir dari Cleveland Clinic, penyebab paling umum dari amandel meradang sebenarnya adalah infeksi virus. Jenis virus yang sama yang menyebabkan flu dan pilek sering kali menjadi pemicunya bahkan mencapai sebagian besar kasus yang terjadi. Biasanya, ketika amandel meradang karena virus, gejala yang muncul cenderung lebih ringan.

Namun, infeksi bakteri juga bisa menimbulkan kondisi yang sama. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan radang amandel adalah Streptococcus grup A, yang dikenal luas sebagai penyebab “strep throat”. Meski seseorang sudah tidak memiliki amandel karena operasi, infeksi jenis ini tetap bisa terjadi karena bakteri menyerang area tenggorokan lainnya. Dibandingkan infeksi virus, radang amandel akibat bakteri biasanya menimbulkan keluhan yang lebih berat.

Virus dan bakteri penyebab radang amandel ini sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Penularannya bisa terjadi saat berbagi makanan atau minuman, berciuman, atau berada dekat dengan orang yang sedang sakit. Menyentuh permukaan yang terkontaminasi lalu tanpa sadar menyentuh hidung atau mulut juga dapat menjadi jalur masuknya kuman. Selain itu, percikan kecil dari batuk atau bersin seseorang yang terinfeksi dapat terhirup oleh orang di sekitarnya.

Beberapa faktor membuat seseorang lebih rentan mengalami radang amandel. Anak-anak usia 5–15 tahun paling sering mengalaminya karena sistem kekebalan mereka masih berkembang dan mereka lebih sering terpapar berbagai kuman. Orang-orang yang bekerja atau beraktivitas di lingkungan dengan banyak orang misalnya yaitu seperti guru atau siswa di sekolah juga memiliki risiko lebih tinggi karena lebih sering bersentuhan dengan berbagai sumber penularan.

Lalu, bagaimana dengan stigma yang bertebaran di masyarakat bahwa makanan dan minuman tertentu seperti es dan ciki bisa menyebabkan kambuhnya radang amandel? Faktanya, makanan atau minuman sendiri tidak secara langsung menyebabkan tonsilitis, tetapi dapat menjadi media penularan kuman atau memperburuk iritasi jika tonsil sudah meradang. Misalnya, berbagi alat makan dengan orang yang terinfeksi dapat meningkatkan risiko tertular kuman penyebab tonsilitis.Jadi, bukan karena jenis makanan atau minuman itu sendiri yang menjadi penyebab utamanya.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *