Kalimantan TengahUtama

Cuaca Ekstrem Picu 150 Karhutla di Palangka Raya

709
×

Cuaca Ekstrem Picu 150 Karhutla di Palangka Raya

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI KARHUTLA

Meski Hujan Mulai Turun, Pemerintah Tetap Siaga

PALANGKA RAYA – Cuaca ekstrem yang melanda Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa pekan terakhir menjadi pemicu meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kota Palangka Raya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat, hingga pertengahan Oktober 2025, terdapat 150 kejadian karhutla yang sebagian besar terjadi akibat panas terik dan angin kering yang bertiup tidak menentu.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kota Palangka Raya Balap mengatakan,

 kondisi cuaca ekstrem membuat sejumlah wilayah lebih rentan terhadap kebakaran. Terutama di kawasan dengan lahan kosong dan semak kering.

“Tingginya angka karhutla di Kecamatan Jekan Raya disebabkan oleh luasnya wilayah dan banyaknya lahan terbuka yang mudah terbakar akibat panas ekstrem dan angin kering. Jekan Raya memang paling rawan,” kata Balap melalui keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).

Dari 150 kejadian tersebut, Kecamatan Jekan Raya mencatat 97 kasus, disusul Sabangau 29 kasus, Pahandut 10 kasus, Bukit Batu 4 kasus, dan Rakumpit nihil. Total luas lahan terbakar mencapai 47,35 hektare sepanjang tahun 2025.

Meski beberapa hari terakhir wilayah Palangka Raya mulai diguyur hujan, BPBD menegaskan bahwa siaga karhutla tetap diberlakukan. Mengingat potensi cuaca ekstrem yang masih bisa berubah sewaktu-waktu.

 “Walaupun sudah mulai turun hujan, kami tetap menyiagakan personel dan peralatan untuk mengantisipasi karhutla susulan. Perubahan cuaca cepat sekali terjadi, dari panas terik ke hujan deras dalam hitungan jam,” ujar Balap.

BPBD terus menggencarkan patroli bersama TNI, Polri, dan relawan serta mengimbau masyarakat agar tidak membakar lahan maupun sampah.

Balap juga mengapresiasi meningkatnya kesadaran warga yang aktif melapor melalui Layanan Darurat 112. “Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan. Cuaca ekstrem ini bukan hal yang bisa dikendalikan. Tapi perilaku kita bisa menentukan seberapa besar dampaknya,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangka Raya Arbert Tumbak menegaskan, pemerintah telah memperkuat sistem kewaspadaan dini menghadapi dinamika cuaca ekstrem dengan menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dan Tim Siaga Api Kelurahan (TSAK).

“Kami tidak ingin terlena dengan hujan. Pola cuaca saat ini tidak stabil, jadi kesiapsiagaan tetap kami jaga. Tim di lapangan terus siaga dan patroli dilakukan setiap hari,” ungkap Arbert, belum lama ini.

Dia mengingatkan warga agar berhati-hati dalam aktivitas yang bisa memicu api. “Sekecil apa pun percikan bisa berakibat besar di tengah cuaca ekstrem. Mari bersama menjaga lingkungan agar tidak terjadi kebakaran baru,” pungkasnya. (rdo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *