KUALA KAPUAS – Pembangunan lanjutan Jembatan Terusan Raya di Rey 2, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, yang ambruk pada Sabtu (23/2/2025) pekan tadi, menelan Rp 19,6 miliar. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Cipta Karya Mitratama Mandiri.
Belasan miliar tersebut bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU). Dikerjakan sejak 2024 dan diawasi oleh CV Antang Sakti.
Proyek tersebut telah melewati batas waktu yang telah ditentukan, hingga dilakukan perpanjangan waktu sampai akhirnya ambruk.
Direktur Utama PT Cipta Karya Mitratama Mandiri, Misdan Husaini, mengatakan ambruknya jembatan karena adanya penurunan apar-apar baja jembatan yang bergeser, sehingga apar-apar sudah terpasang membuat rangka baja jembatan menjadi ambruk.
“Sebelum kejadian ada penurunan apar-apar, sehingga saat terpasang bagian baja ambruk,” ucapnya Senin (24/2/2025) kemarin.
Ia pun memastikan, pihaknya akan bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi atas ambruknya jembatan pada saat pengerjaan ini.
“Waktu untuk pengerjaan proyek, terhitung dari hari ini, tersisa 37 hari, dengan itu kami akan bertanggung jawab dengan sisa waktu yang ada ini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Permukiman Kabupaten Kapuas, Yan Hendri Ale, menerangkan bahwa jembatan yang ambruk ini terjadi pada Sabtu (23/2/2025) lalu. Ia menyebutkan, pelaksanaan pekerjaan lanjutan pembangunan Jembatan Terusan untuk dilakukan pemasangan rangka TC pada bagian pelengkung atas (Pelangi) dan Hip Vertical (HV) serta pemasangan baut rangka yang berlangsung dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.30 WIB bahkan pukul 17.00 WIB para pekerja membereskan peralatan pemasangan baja dan memarkirkan alat berat.
“Dilanjutkan saat pulang ke camp peristirahatan. Sekitar pukul 18.00 WIB dalam kondisi gelap, dimana para pekerja, operator dan mandor yang sedang beristirahat dikejutkan dengan suara keras dari lokasi pekerjaan. Kondisi permukaan air pada saat itu sekitar pukul 18.00 WIB masih tinggi, serta arus aliran memiliki debit yang cukup deras dan kuat karena air mulai surut,” terangnya.
Setelah menuju lokasi pekerjaan, ditemukan jatuhnya struktur baja jembatan pelengkung yang diakibatkan apar-apar penyangga struktur baja yang amblas mengalami penurunan secara tiba-tiba. Melihat kejadian tersebut, para pekerja di lapangan dengan segera melakukan pengamanan dan penjagaan untuk menghindari kapal yang melintas menabrak struktur
“Baja pelengkung yang sebagian kondisinya masih muncul di atas permukaan air. Penyebab amblasnya tiang perancah rangka baja Jembatan Terusan, akibat daya dukung tanah berkurang pada titik perancah dan adanya penurunan akibat beban rangka baja yang dipikul,” jelasnya.
Ia menerangkan, perkiraan waktu evakuasi maksimal 3 hari mulai tanggal 24 februari 2025. Pelaksana telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa via telepon untuk menyampaikan ke warga masyarakat pengguna Sungai. Untuk bagian rangka tepi jembatan akan dilakukan pelepasan dan pengangkatan memerlukan waktu 7 hari.
Rangka jembatan yang telah diangkat akan dilakukan pengecekan oleh tim teknis pabrikasi rangka untuk mengetahui kondisi dan kelayakan material sesuai dengan spesifikasi teknis, pengecekan akan dimulai hari Rabu 26 Februari 2025 sampai dengan selesai. Secara simultan akan dilakukan penyiapan rangka baja kembali apabila rekomendasi tim, rangka tidak dapat digunakan atau diperlukan pabrikasi ulang. Pemasangan apar-apar/perancah akan dimulai setelah semua rangka terangkat.
Pelaksana pekerjaan telah menyatakan bertanggung jawab dan sanggup menyelesaikan perbaikan Jembatan Terusan sebagaimana output pekerjaan sesuai kontrak beserta addendumnya dengan memperhatikan jangka waktu penyelesaian dan spesifikasi teknis jembatan. Perkiraan penyelesaian pekerjaan 60 hari kalender.
Sementara itu, Wakil Bupati Kapuas, Dodo, S.P, meninjau langsung lokasi ambruknya Jembatan Terusan Raya.
“Saya menindaklanjuti arahan Bupati Kapuas yang saat ini sedang mengikuti kegiatan retreat di Magelang. Beliau menekankan agar akses transportasi, terutama jalur air, dapat segera dipulihkan,” ujar Dodo saat meninjau lokasi kejadian Senin (24/2/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati juga mengapresiasi komitmen pihak kontraktor dalam menargetkan proses pengangkatan rangka baja jembatan dalam waktu lima hingga sepuluh hari.
“Kita berharap proses ini bisa berlangsung lebih cepat. Selain itu, perlu ada sosialisasi kepada masyarakat terkait jalur alternatif sementara menuju Desa Tahai agar mobilitas warga tetap berjalan lancar,” tambahnya. (alx)












