Debit Air Terus Naik, Berpotensi Terjadi Banjir Susulan
SAMPIT – Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali diterjang banjir setelah intensitas hujan di wilayah hulu meningkat drastis. Kondisi ini menyebabkan dua desa di kecamatan itu, yakni Tumbang Mujam dan Desa Merah, mengalami dampak paling berat. Bahkan dua desa itu terisolasi, karena akses jalan terendam banjir. Hal ini berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Kamis (4/12/2025).
Di Desa Tumbang Mujam, air mulai merendam kawasan permukiman sejak pagi. Ketinggian banjir yang semula tercatat 49 sentimeter pada pukul 07.10 WIB, naik menjadi 60 sentimeter pada siang hari.
Data Pos Curah Hujan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II menunjukkan intensitas hujan cukup ekstrem di wilayah utara, dengan PCH Tumbang Mankup mencapai 68,5 mm dan PCH Tumbang Sangai mencapai 86 mm dalam 24 jam. “Curah hujan di bagian hulu sangat tinggi, sehingga air langsung berdampak ke wilayah Tumbang Mujam,” kata Kepala BPBD Kotim Multazam, Jumat (5/12/2025).
Selain merendam satu rumah berpenghuni empat jiwa, banjir juga mengenai satu kantor pelayanan umum di desa tersebut.
Sementara itu, Desa Merah menghadapi situasi yang lebih parah. Tinggi muka air di sejumlah titik berkisar 60 hingga 100 sentimeter. Jalan poros sepanjang hampir setengah kilometer tidak bisa dilalui, membuat akses menuju pusat kecamatan lumpuh total. Kondisi ini turut mempengaruhi layanan kesehatan karena puskesmas kecamatan berada di desa tersebut.
“Di Desa Merah, seluruh jalur utama tidak dapat dilewati kendaraan. Ada 13 kepala keluarga atau sekitar 40 jiwa yang terdampak. Tapi belum ada yang mengungsi,” ungkapnya.
Situasi banjir juga dipengaruhi perkembangan di Pos Duga Air (PDA) Kuala Kuayan yang telah memasuki status Siaga 1. Pada Rabu (3/12/2025), ketinggian air terus meningkat dari 7,58 meter menjadi 7,66 meter. Mendekati batas siaga 7,78 meter.
“Dengan tren kenaikan debit air, kita harus siap menghadapi potensi banjir susulan. Jika hujan kembali turun di wilayah Antang Kalang dan Telaga Antang, tanggul-tanggul air di sepanjang Sungai Tualan, Mentaya, dan Cempaga bisa ikut terdampak,” ujar Multazam.
Untuk mengantisipasi kondisi terburuk, BPBD Kotim telah berkoordinasi dengan PLN Ranting Sampit terkait trafo yang berpotensi tergenang di Tumbang Mujam. Selain itu, perangkat desa turut dilibatkan dalam memastikan jalur pelayanan dasar tetap tersedia. Termasuk memaksimalkan transportasi sungai. Tim Reaksi Cepat (TRC) juga akan turun langsung ke lokasi pada 5 Desember 2025.
“Kami terus memantau perkembangan di lapangan dan menjaga komunikasi dengan berbagai pihak. Kondisi masih dalam kendali. Namun warga tetap harus meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya. (pri/ens)
Data dari BPBD Kotim:
- Desa Tumbang Mujam
• Air merendam permukiman sejak pagi.
• Ketinggian banjir semula 49 cm pukul 07.10 WIB
• Air naik menjadi 60 cm siang hari.
• Satu rumah ada 4 jiwa terendam banjir• - Desa Merah
• Situasi lebih parah.
• Tinggi air 60-100 cm.
• Jalan poros 0,5 km tak bisa dilalui
• Akses ke pusat kecamatan lumpuh total.
• Berpengaruh pada layanan kesehatan
• Ada 13 KK atau 40 jiwa
• Belum ada yang mengungsi
• Satu kantor pelayanan umum terdampak
Data Pos Curah Hujan BWS Kalimantan II:
• Intensitas hujan cukup ekstrem di wilayah utara
• PCH Tumbang Mankup 68,5 mm
• PCH Tumbang Sangai 86 mm dalam 24 jam.
• Curah hujan di hulu sangat tinggi
• Air langsung berdampak ke Tumbang Mujam












