PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II Dewan Perwalian Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Tantawi Jauhari mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya dalam menjaga stabilitas harga bawang merah melalui kerja sama pasokan dengan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Menurut Tantawi, kebijakan tersebut menjadi langkah strategis dalam mengendalikan salah satu komoditas pemicu inflasi daerah. Ia juga menilai upaya tersebut cukup efektif dalam menjaga kestabilan harga di tengah fluktuasi pasar.
“Kebijakan tersebut mencerminkan kesungguhan Pemko Palangka Raya dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok, khususnya komoditas yang selama ini menjadi salah satu pemicu inflasi daerah,” katanya, Rabu (26/11/2025).
Namun Tantawi mengingatkan, perlunya strategi jangka panjang agar ketahanan pangan daerah tidak hanya bertumpu pada pasokan dari luar daerah saja. Ia mendorong pemerintah kota untuk memperkuat mekanisme cadangan pangan melalui pembangunan gudang penyangga serta optimalisasi peran BUMD dalam distribusi.
“Jika pasokan terjamin, harga tentu lebih mudah dikendalikan. Tetapi ke depan, daerah harus memiliki cadangan pangan sendiri agar tidak selalu bergantung pada wilayah lain,” tegasnya.
Tantawi juga meminta Pemko Palangka Raya mewaspadai komoditas lain yang berpotensi memicu inflasi. Seperti telur dan daging ayam. Pengendalian harga harus dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya fokus pada satu komoditas saja.
“Pemko perlu memantau berbagai komoditas strategis yang berpengaruh besar terhadap inflasi dan daya beli masyarakat. Koordinasi antarinstansi harus terus diperkuat agar kebijakan yang diambil lebih terarah dan efektif,” harapnya.
Tantawi menegaskan, DPRD Kota Palangka Raya berharap kebijakan pengendalian inflasi disusun secara terencana, tidak reaktif, serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci menjaga stabilitas harga sekaligus melindungi kesejahteraan warga,” pungkasnya. (ter/ens)












