Utama

22 Dapur MBG Masuk Pengawasan Ketat

96
×

22 Dapur MBG Masuk Pengawasan Ketat

Sebarkan artikel ini
MENYIAPKAN MBG: Staf dapur sedang menyiapkan menu makanan untuk program makan gratis bergizi di Palangka Raya, beberapa waktu lalu. FOTO RADAR KALTENG

Standar Higienis Terus Jadi Sorotan Publik

PALANGKA RAYA – Ditemukannya ulat dalam sajian makanan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah memicu perhatian serius Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan (Disdik), dan Badan Gizi Nasional (BGN) dikerahkan untuk menelusuri lebih lanjut sumber masalah serta memastikan standar higienis dipatuhi secara ketat oleh seluruh dapur MBG.

“Kita tidak bisa serta-merta menyimpulkan. Bisa dari dapurnya, proses memasaknya, atau saat distribusi. Semua sedang kita cek,” kata Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini, Minggu (16/11/2025).

Achmad Zaini menegaskan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang. “Walaupun hanya satu ekor ulat, ini tetap menjadi perhatian kita. Makanan yang keluar dari dapur harus memenuhi standar higienis, kebersihan, dan kesehatan,” tegas Zaini.

Sekadar diketahui, saat ini terdapat 22 dapur MBG yang beroperasi di Kota Palangka Raya dan semuanya berada dalam pengawasan berkelanjutan. Seluruh dapur MBG yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) diharuskan untuk menjaga standar operasional dengan ketat.

“Ketika dapur sudah mendapatkan SLHS, itu bukan berarti bebas seenaknya. Justru harus lebih hati-hati. Kalau nanti ditemukan tidak melaksanakan standar higienis dan sanitasi, SLHS itu bisa kita cabut,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Riduan menambahkan, dapur SPPG Jalan Diponegoro selaku penyedia makanan untuk MTsN 1 memang sudah mengantongi SLHS. Namun, hal itu tidak mengurangi kewajiban penyelenggara dapur dalam menjalankan SOP secara menyeluruh.

Ia juga menyebutan, pihaknya telah memanggil kepala SPPG Jalan Diponegoro untuk meminta klarifikasi serta memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. “Mulai dari penyediaan bahan sampai pendistribusian ke sekolah, semuanya harus sesuai SOP. Kami pastikan ke depan kasus seperti ini tidak terjadi lagi,” tegas Riduan.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa pengawasan terhadap seluruh dapur MBG harus terus dilakukan agar kualitas makanan yang diterima oleh siswa tetap aman serta layak konsumsi. (ter/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *