PALANGKA RAYA – Program cetak sawah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah kembali menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalteng. Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Sutik menyampaikan, bahwa realisasi program tersebut, jauh dari target yang ditetapkan, akibat kontrak pekerjaan yang tidak tuntas.
“Di Kotim kemarin diajukan sekitar 4.000 hektare lebih. Karena kontraknya enggak selesai, cuma tercetak 405 hektare,” ucapnya, Senin (17/11/2025).
Ia menambahkan, bahwa lahan yang sempat dibuka tersebut kini telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Sutik menjelaskan, bahwa proyek tersebut mengalami kemacetan setelah seluruh alat berat ditarik oleh kontraktor.
“Proyek itu sempat berhenti, karena pulang semua alat beratnya,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan, tindak lanjut dari pemerintah terkait, kelanjutan program cetak sawah ini. Menurutnya, hingga saat ini belum ada langkah konkret dari instansi teknis terkait.
“Kalau dari sini belum ada, itu programnya pemerintah pusat. Kemarin memang semua alat beratnya diangkut pulang, baru tercetak 405 hektare lahan sawah,” jelasnya.
Meskipun demikian, Sutik berharap lahan yang telah dibuka, dapat menjadi contoh bagi pemerintah pusat untuk kembali melanjutkan program ketahanan pangan di Kalteng.
“Dicoba dulu 405 hektare tersebut, nanti mudah-mudahan baik, nanti dari pusat bisa melanjutkan lagi ketahanan pangan di Provinsi Kalteng,” harapnya.
Program cetak sawah ini diharapkan, dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Tengah. (rdi/rdo)
Program Cetak Sawah di Kotim Jadi Sorotan












