Feature

Latih Warga Hadapi Banjir Lewat Rumah Amfibi

137
×

Latih Warga Hadapi Banjir Lewat Rumah Amfibi

Sebarkan artikel ini
FOTO BERSAMA: Para mahasiswa Universitas Palangka Raya foto bersama warga Desa Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, beberapa waktu lalu. FOTO HUMAS UPR UNTUK RADAR KALTENG

Dari Program Mahasiswa Berdampak UPR di Tewang Panjang

Di tengah hamparan hijau perbukitan dan aliran sungai yang membelah Desa Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, sejumlah mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) tampak sibuk menata bahan bangunan sederhana. Mereka bukan sedang mengerjakan proyek kampus biasa, tapi berupaya menanamkan harapan baru bagi warga desa yang saban tahun berjibaku dengan banjir.

HARDI, Palangka Raya

MELALUI program mahasiswa berdampak (PMB) yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik UPR, mereka memperkenalkan inovasi rumah amfibi Ark’a Modulam Type Alt 3 Pola A-2.1, konsep hunian yang dapat mengapung saat banjir melanda, lalu kembali menapak ketika air surut.

Program yang mendapat dukungan hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini bukan sekadar pelatihan teknis. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi jembatan pengetahuan antara kampus dan masyarakat desa dalam membangun kesadaran mitigasi bencana berbasis teknologi lokal. “Banjir sudah seperti tamu tahunan di sini,” ungkap Manuel Mangundap, Sekretaris Desa Tewang Panjang.

“Tapi lewat program ini, kami mulai memahami bahwa teknologi bisa menjadi bagian dari solusi. Rumah amfibi ini membuka mata warga bahwa kita bisa bertahan tanpa harus meninggalkan desa,” ujarnya.

Mahasiswa bersama warga bahu-membahu membangun prototipe fondasi rumah dengan sistem daya apung sederhana.

Mereka juga membentuk organisasi pemuda tanggap bencana. Ini merupakan wadah bagi generasi muda desa untuk belajar mengenali risiko dan bertindak cepat saat bencana datang.

Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga sekaligus wujud nyata dari tri dharma perguruan tinggi. “Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga hadir memberi solusi,” ungkap Dr Thea Farina, Dekan Fakultas Hukum UPR.

“Program ini mencerminkan kepedulian terhadap masyarakat dan kesiapan generasi muda menghadapi perubahan iklim,” tambahnya.

Suasana hangat terjalin di antara mahasiswa dan warga desa. Anak-anak desa juga tampak penasaran memperhatikan proses pembangunan model rumah amfibi. Sementara para orang tua ikut membantu menyiapkan bahan dan mencatat cara kerja sistem apungnya.

Bagi warga Tewang Panjang di Kabupaten Katingan itu, inisiatif ini bukan hanya tentang teknologi, melainkan tentang harapan. Harapan untuk hidup berdampingan dengan alam tanpa harus kalah oleh banjir yang datang setiap musim hujan.

Melalui program PMB ini, UPR membuktikan bahwa inovasi kampus bisa hadir di tengah masyarakat dengan cara sederhana namun berdampak besar, menyalakan optimisme dari desa, satu langkah kecil menuju masyarakat yang tangguh menghadapi bencana. (rdi/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *