PALANGKA RAYA – Legislator DPRD Kalimantan Tengah, Purdiono menyoroti, kondisi infrastruktur yang memprihatinkan, di sejumlah desa di Kabupaten Barito Selatan. Menurutnya, desa-desa seperti Rangga Ilung dan Mangkatip, masih belum menikmati fasilitas dasar seperti jalan yang layak dan listrik 24 jam penuh.
Ironisnya, hal ini terjadi di tengah ramainya lalu lintas tongkang batu bara di Sungai Barito, yang setiap hari mengangkut sumber daya alam dari daerah tersebut.
“Seperti Desa Rangga Ilung kemudian Mangkatip itu ironis, dibandingkan dengan perputaran sumber daya alamnya. Tapi masih belum bisa menikmati listrik 24 jam,” ucapnya, Jumat (14/11/2025).
Purdiono juga menyoroti, dampak keterbatasan pasokan listrik terhadap layanan komunikasi masyarakat. Kalau listrik mati, sinyal pun ikut hilang. Semua bergantung pada daya listrik. Ia menilai, kondisi ini mencerminkan ketimpangan yang nyata, antara kekayaan alam dan kesejahteraan masyarakat.
“Itu yang kita protes, kita ini kan punya SDA. SDA ini diekspor, kemudian hasil ekspor ini dikembalikan ke daerah lagi. Itu sekarang yang diributkan pemerintah daerah,” lugasnya.
Menurutnya, masyarakat selama ini hanya menjadi penonton dalam pengelolaan sumber daya alam di daerahnya, dan kondisi ini tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan.
“Kita hanya jadi penonton konflik sosial dari sumber daya alam yang dimaksud. Jadi tidak linier dengan kesejahteraan masyarakat yang menikmati listrik, jaringan telekomunikasi, jalan-jalan yang bisa dilewati,” jelasnya.
Politikus dari Fraksi Golkar ini juga menyoroti, sulitnya akses darat ke sejumlah wilayah di Barito Selatan. Beberapa desa seperti Kelurahan Bangkuang, Teluk Betung, Jana Mas, dan Rangga Ilung hingga kini, belum memiliki akses jalan darat yang memadai.
“Sekarang kan kalau di Barsel ada desa Kelurahan Bangkuang itu tidak tembus, itu harus lewat Barito Timur. Kemudian Desa Teluk Betung, Jana Mas, Rangga Ilung enggak ada lewat darat, harus lewat sungai,” ujarnya.
Purdiono berharap, agar pembangunan infrastruktur dasar, dapat segera dirasakan oleh masyarakat. (rdi/rdo)












