Kesehatan

Tinja Berminyak yang Jadi Tanda Gangguan Pencernaan Serius

43
×

Tinja Berminyak yang Jadi Tanda Gangguan Pencernaan Serius

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 Pernahkah kamu memperhatikan tinja yang tampak mengapung, berminyak, atau berbau sangat tidak sedap? Kondisi ini dikenal dengan istilah steatorrhea, dan meskipun terkadang muncul setelah makan makanan berlemak tinggi, hal ini juga bisa menjadi tanda adanya gangguan pada hati, pankreas, atau sistem pencernaan lainnya.

Dilansir melalui Medical News Today, steatorrhea adalah kondisi ketika tinja mengandung terlalu banyak lemak yang tidak tercerna. Biasanya, tinja terdiri dari sisa makanan, protein, serat, garam, lendir, serta sel-sel mati yang dibuang oleh tubuh. Namun, pada steatorrhea, proses penyerapan lemak tidak berjalan optimal sehingga lemak menumpuk dan ikut keluar bersama kotoran.

Tinja pada penderita steatorrhea sering kali tampak berbusa, berwarna pucat, mengapung, dan sulit dibersihkan saat disiram. Selain penampakannya yang berbeda, baunya pun cenderung lebih tajam dibanding tinja normal.

Kondisi ini bisa bersifat sementara, misalnya setelah makan banyak makanan berlemak, namun jika berlangsung terus-menerus, bisa menandakan adanya gangguan medis serius yang memerlukan penanganan dokter.

Steatorrhea umumnya tidak berbahaya jika terjadi sesekali, terutama setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak, serat, atau minyak tertentu. Beberapa makanan yang sering memicu tinja berminyak antara lain kacang utuh dengan kulit, ikan berlemak, makanan berminyak, bayam, produk gandum utuh, serta minyak mineral dan minyak jarak.

Selain faktor makanan, kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga bisa menyebabkan steatorrhea, terutama pada peminum berat yang sudah lama melakukannya.

Namun, jika kondisi ini berlangsung lama, penyebabnya bisa berkaitan dengan gangguan kesehatan seperti kekurangan enzim pencernaan, masalah penyerapan nutrisi, atau penyakit pada sistem pencernaan. Beberapa penyakit yang dapat memicu steatorrhea antara lain pankreatitis kronis, kanker pankreas, cystic fibrosis, penyakit Crohn, celiac disease, infeksi bakteri usus seperti Clostridium difficile, hingga infeksi parasit seperti giardiasis.

Selain itu, gangguan hati seperti primary biliary cholangitis dan primary sclerosing cholangitis juga dapat berkontribusi terhadap munculnya lemak berlebih dalam tinja. Dalam beberapa kasus, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efek samping serupa, sehingga konsultasi dengan dokter sangat disarankan sebelum mengonsumsi obat jangka panjang.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kesehatan

Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi….