Gelar Aksi Damai di Kantor Gubernur, Minta Pemprov Mediasi Plasma 20 Persen
PALANGKA RAYA – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Dayak Bersatu (AMDB) menggelar unjuk rasa depan Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Rabu (12/11/2025). Dalam aksinya, mereka membantah tuduhan telah menduduki pabrik milik PT Kapuas Maju Jaya (KMJ). Menurut mereka, tindakan yang dilakukan itu hanya bentuk protes damai atas belum terealisasinya lahan plasma 20 persen bagi masyarakat sekitar.
Massa datang mengenakan atribut adat Dayak, membawa spanduk dan poster berwarna kuning berisi tuntutan kepada perusahaan. Aksi berlangsung di bawah terik matahari dengan pengamanan ketat dari kepolisian.
“Yang kami lakukan bukan menduduki atau menguasai pabrik, tetapi hanya menghentikan sementara masuknya buah sawit ke pabrik sebagai bentuk protes,” kata Igang, salah satu perwakilan massa dalam orasinya.
Menurut para peserta aksi, tuduhan terhadap masyarakat tidak sesuai kondisi di lapangan. Mereka menilai aksi yang dilakukan merupakan upaya menuntut keadilan dan hak yang sudah dijamin dalam peraturan. Terutama mengenai kewajiban perusahaan perkebunan menyediakan lahan plasma minimal 20 persen dari total luas kebun yang dikelola.
“Kami hanya meminta hak kami. Sudah bertahun-tahun masyarakat menunggu realisasi plasma, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” kata salah satu peserta aksi lainnya.
Selain menyoroti masalah plasma, massa juga menuntut pembebasan tiga rekan mereka, yakni Sosro Demen Sawang, Donni, dan Tono, yang saat ini tengah menjalani proses hukum. Mereka menilai ketiganya tidak bersalah dan menjadi korban kriminalisasi.
“Tuntutan kami jelas, bebaskan saudara kami dan hentikan kriminalisasi terhadap masyarakat adat,” tegas Igang, disambut sorak dukungan peserta aksi.
Aliansi Masyarakat Dayak Bersatu juga menyerahkan pernyataan sikap kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Mereka berharap pemerintah turun tangan memediasi penyelesaian antara masyarakat dan perusahaan agar persoalan tidak berlarut.
Hingga aksi berakhir, situasi tetap kondusif dan massa membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi. (ter/ens)












