Unik

Miliarder Ini Penghasilannya Rp3,3 Miliar Per Tahun, tapi Tak Gengsi Jadi Tukang Sapu

41
×

Miliarder Ini Penghasilannya Rp3,3 Miliar Per Tahun, tapi Tak Gengsi Jadi Tukang Sapu

Sebarkan artikel ini
Miliarder Ini Penghasilannya Rp3,3 Miliar Per Tahun, tapi Tak Gengsi Jadi Tukang Sapu
Koichi Matsubara, miliarder Jepang berpenghasilan lebih dari Rp3,3 miliar per tahun dari penyewaan dan investasi properti. Namun, dia tak gengsi kerja sebagai tukang sapu lantai. (Foto/via SCMP)

Koichi Matsubara (56), seorang pria asal Jepang, adalah miliarder dengan penghasilan 30 juta yen (lebih dari Rp3,3 miliar) per tahun. Namun dia tidak gengsi atau malu dengan pekerjaan hariannya, tukang sapu atau petugas pembersih lantai.

Matsubara kaya raya dari hasil penyewaan dan investasi properti. Penduduk Tokyo ini menghasilkan sekitar 30 juta yen per tahun dari tujuh apartemen sewaan dan investasi saham serta reksa dana.

Menurut laporan The Gold Online, Minggu (5/10/2025), alih-alih pamer hidup mewah, dia justru menghabiskan sebagian waktunya dalam seminggu untuk menyapu koridor, membersihkan area umum, dan melakukan pekerjaan pemeliharaan kecil di sebuah gedung hunian.

Matsubara bekerja tiga hari seminggu, empat jam per shift, dengan penghasilan sekitar 100.000 yen per bulan. Jumlah tersebut jauh di bawah gaji bulanan rata-rata di Tokyo, yang mencapai 350.000 yen.

Meskipun kaya, dia lebih menyukai rutinitas sederhana sebagai petugas kebersihan, karena pekerjaan tersebut memberinya struktur dan tujuan hidup.

“Setiap pagi saya bangun, membersihkan, dan merapikan semuanya. Rasanya sungguh menyenangkan,” ujarnya.

Dari Buruh Pabrik Jadi Bos Properti

Dibesarkan dalam keluarga dengan orang tua tunggal, Matsubara tumbuh dengan keterbatasan.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah, dia bekerja di pabrik dengan gaji 180.000 yen per bulan.

Dengan hidup hemat, dia menabung sekitar 3 juta yen dan membeli apartemen kecil pertamanya.

“Pasar perumahan saat itu sedang mencapai titik terendah. Saya menghindari kekosongan, melunasi hipotek lebih awal, dan secara bertahap memperluas properti saya,” jelasnya.

Selama bertahun-tahun, dia membangun portofolio tujuh apartemen sewa di Tokyo dan sekitarnya, serta berinvestasi di saham dan reksa dana.

Meskipun mapan secara finansial, Matsubara menjalani gaya hidup hemat. Dia menyewa apartemen kecil, memasak di rumah, tidak membeli baju baru selama lebih dari satu dekade, dan bersepeda alih-alih memiliki mobil.

Baginya, kekayaan bukan tentang kemewahan, melainkan kemandirian.

“Saya berharap memiliki sesuatu untuk dilakukan setiap hari, tetap sehat, dan berpikir untuk diri sendiri,” ujarnya.

Matsubara, yang telah bekerja hampir 20 tahun sebagai petugas kebersihan, sekarang menantikan masa pensiun dan uang pensiun yang sederhana di usia 60—puas dengan kehidupan yang lebih mementingkan kesehatan dan tujuan daripada kemewahan. (mas)

Sumber : sindonews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *