Minat Indonesia terhadap helikopter legendaris Black Hawk buatan Amerika Serikat (AS) masih terus dibahas dan menjadi bahan diskusi di internal TNI, termasuk Angkatan Darat sebagai pengguna alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada informasi apapun berkaitan dengan rencana pembelian Helikopter Black Hawk. Pengadaan alutsista seperti helikopter tersebut menjadi kewenangan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
“Kami masih semua progress, lagi didiskusikan. Jadi, semua masih dalam tahap diskusi,” imbuhnya.
Lantaran belum ada informasi apa pun berkaitan dengan rencana pembelian Helikopter Black Hawk, Maruli secara tegas menyatakan bahwa TNI AD belum memiliki fasilitas apapun yang terkait dengan helikopter tersebut. Menurut dia, pembelian alutsista seperti itu harus diperhitungkan dengan sangat matang.
“Jadi, jangan nanti kita melenceng udah ada segala macam ini. Saya yakin (kalau Indonesia mendatangkan Helikopter Black Hawk) itu perlu proses untuk memutuskan sesuatu. Terutama alutsista yang cukup mahal, costnya dan lain sebagainya (ikut dihitung),” terang dia.
Rabu pekan lalu (22/10), Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin buka suara terkait dengan Helikopter Black Hawk. Dia tidak membenarkan atau membantah kebenaran isu pengadaan al. Sjafrie hanya menyampaikan bahwa pihaknya masih harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan TNI sebagai pengguna alutsista.
“Saya belum tahu informasinya, nanti saya tanya sama panglima (TNI) dulu bagaimana evaluasinya,” ucap dia pada Rabu (22/10).
Pengadaan Helikopter Black Hawk untuk memperkuat Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) sempat disampaikan secara terbuka ketika Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa masih bertugas sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2021 lalu.
SUMBER : JAWA.POS

 
									










