Feature

Kepala Retak dan Pendarahan Otak, Dirujuk ke Palangka Raya

425
×

Kepala Retak dan Pendarahan Otak, Dirujuk ke Palangka Raya

Sebarkan artikel ini
DI RSUD MURJANI: Hasil CT scan kepala bayi setelah mengalami kekerasan dari tetangga korban yang diduga ODGJ, Kamis (23/10/2025). Sementara ibu korban, Ririn menggendong anaknya saat ditemui di RSUD dr Murjani Sampit, Kamis (23/10/2025). APRI/RADAR KALTENG

Ketiak Bayi di Sampit Dibanting Tetangga Diduga ODGJ

Peristiwa tragis terjadi di Jalan Revolusi 45B, Bundaran KB, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kamis (23/10/2025) pagi. Seorang bayi perempuan menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan tetangganya sendiri, yang disebut-sebut pernah mengalami gangguan kejiwaan.

RIRIN, ibu korban, menceritakan kronologi kejadian memilukan tersebut. Saat itu, ia sedang berada di dapur rumah. Sementara anaknya yang masih berusia 8 bulan bermain di ruang tamu bersama sang kakak.

“Saya lagi masak di dapur, anak saya di ruang tamu sama abangnya. Tiba-tiba anak saya yang besar teriak, ‘Bu, Miki dibanting sama Amang!’,” ungkap Ririn saat ditemui di Ruang IGD RSUD dr Murjani Sampit.

Menurut dia, pelaku yang merupakan tetangganya tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan menarik anaknya yang masih bayi dari pangkuan kakaknya dan dibawa langsung keluar rumah tanpa alasan jelas.

“Anak saya ditarik, dibawa keluar, terus dibanting di depan rumah saya. Sebelumnya sempat dibawa lari dan diangkat ke atas dulu lalu diputar,” ujarnya.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka serius di bagian kepala. “Kata dokter, anak saya mengalami pendarahan di otak dan tempurung kepalanya retak. Sekarang dirujuk ke Rumah Sakit Palangka Raya karena di sini belum ada dokter bedah,” terangnya.

Terkait pelaku, Ririn mengaku masih tetangga satu perumahan dan diketahui tinggal sendiri. Dari informasi warga sekitar, pelaku diduga pernah menjalani perawatan karena orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). “Katanya dulu sempat dirawat, tapi saya kurang tahu pasti. Selama ini juga jarang bergaul,” tambahnya.

Ririn berharap, kejadian serupa tidak terulang kembali dan meminta keluarga pelaku maupun aparat berwenang agar lebih memperhatikan kondisi pelaku.

“Saya cuma berharap pelaku bisa dijaga lebih baik atau dihukum. Namanya kami punya anak kecil, pasti waswas, takut kejadian seperti ini terulang lagi,” harapnya.

Sementara itu, dokter penanggung jawab di RSUD dr Murjani Sampit dr Cindy Mahal Madinah membenarkan bahwa korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala akibat benturan keras.

“Pasien datang ke IGD dengan kondisi bengkak di kepala sebelah kanan dan ada luka lecet. Saat itu belum ada tanda-tanda muntah atau kehilangan kesadaran,” jelas dr Cindy.

Ia menyebutkan, dari hasil pemeriksaan awal, tim medis mencurigai adanya cedera kepala berat. “Karena ada benjolan dan nyeri tekan di bagian kepala. Kami langsung lakukan pemeriksaan CT scan untuk memastikan,” katanya.

Hasil CT scan menunjukkan adanya kerusakan pada tulang kepala bagian kanan. “Dari hasil pemeriksaan, ada retakan di tulang temporal kanan dan terlihat juga adanya perdarahan di jaringan otak bagian kanan,” terangnya.

Dokter Cindy menambahkan, kondisi pasien sejauh ini masih stabil dan dalam pengawasan ketat tim medis. “Pasien sudah kami observasi intensif. Untuk saat ini kondisinya stabil, tapi tetap perlu pemantauan karena risiko cedera kepala bisa berkembang,” ujarnya.

Karena keterbatasan fasilitas, pihak RSUD dr Murjani berencana merujuk korban ke rumah sakit dengan fasilitas spesialis bedah saraf. “Di RSUD dr Murjani belum tersedia dokter bedah saraf, kami akan rujuk ke Palangka Raya agar bisa ditangani lebih lanjut,” jelasnya.

Dia mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap benturan kepala pada anak-anak. “Kadang luka luar tampak ringan, tapi bisa menimbulkan cedera dalam yang berbahaya. Jadi kalau anak mengalami benturan di kepala, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit,” tandasnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *