Kalimantan TengahUtama

Target RSDS Melunasi Utang Akhir Oktober 2025

663
×

Target RSDS Melunasi Utang Akhir Oktober 2025

Sebarkan artikel ini
Suyuti Syamsul Plt Direktur RSDS Palangka Raya

Dari Rp 124 Miliar, Tersisa Rp 5 Miliar  Lagi

PALANGKA RAYA – Rumah Sakit Umum Daerah dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya berhasil menyelesaikan sebagian besar utang warisan tahun 2023 sampai 2024 yang sebelumnya sempat membebani manajemen rumah sakit. Dari total kewajiban Rp 124 miliar, kini tersisa Rp 5 miliar lagi. Targetnya akan lunas akhir Oktober 2025.

Capaian tersebut diungkapkan langsung Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dr Suyuti Syamsul saat menerima kunjungan kerja Komisi IX DPR RI, baru-baru ini.

Dalam pertemuan tersebut, Suyuti menjelaskan, saat dirinya mulai memimpin rumah sakit, manajemen mewarisi utang besar dari periode sebelumnya. Namun berkat kerja keras tim dan dukungan penuh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, pihaknya berhasil mengatasi sebagian besar beban tersebut.

“Utang sebesar Rp 124 miliar ini menjadi beban berat bagi kami selama lebih dari satu tahun. Namun berkat kerja sama seluruh tim dan dukungan pemerintah daerah, kini tersisa sekitar Rp 5 miliar yang akan segera kami lunasi,” kata Suyuti penuh optimistis.

Salah satu komponen dari utang tersebut adalah pembayaran jasa medis bagi tenaga kesehatan. Menanggapi isu belum dibayarkannya jasa medis selama tujuh bulan terakhir, Suyuti mengklarifikasi bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya akurat.

“Memang ada tunggakan pembayaran jasa medis. Namun tidak sampai tujuh bulan seperti yang ramai diberitakan. Dari total kewajiban yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebesar Rp 120 miliar, sekitar Rp 60 miliar telah kami angsur. Termasuk untuk jasa medis,” ungkap mantan kepala Dinas Kedehatan Kalteng itu.

Selain menyelesaikan masalah keuangan, manajemen RSDS juga melakukan sejumlah pembenahan di sektor pelayanan. Salah satunya adalah memastikan ketersediaan stok obat dalam kondisi aman, dengan persediaan mencukupi hingga empat bulan ke depan.

Inovasi pelayanan farmasi juga menjadi sorotan. Kini, pasien tidak perlu lagi antre di apotek. Obat akan langsung diantar ke ruang perawatan oleh petugas menggunakan sepeda khusus. “Ini merupakan bagian dari upaya kami meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan di rumah sakit,” pungkasnya. (ifa/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *