Nasional

Kemenag Soroti Fenomena Banyak Ngaku Dai

64
×

Kemenag Soroti Fenomena Banyak Ngaku Dai

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan kaderisasi ulama atau dai. Supaya para dai yang menyampaikan pesan-pesan keagamaan, benar-benar memahami ilmu agama. Bukan orang yang tiba-tiba mengaku dai, padahal tidak jelas sanat atau rujukan ilmunya.

Pesan tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu. “Sekarang banyak yang mengaku dai tetapi pemahaman (agamanya kurang),” kata Ismail dalam paparan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII di Jakarta (7/10). Ismail mengatakan Kemenag terus berupaya menghadirkan dai atau ulama yang kompeten di tengah-tengah masyarakat.

Menurut dia, keberadaan dai atau ulama yang benar-benar kompeten sangat penting. Karena bisa mengajak masyarakat untuk semakin dekat dengan ajaran agamanya. Ismail mengatakan, Menag Nasaruddin Umar berpesan bahwa ketika umat semakin dekat dengan agama, maka negara akan damai. Sebaliknya ketika umat jauh dengan ajaran agamanya, bakal terjadi kekacauan.

Menurut Ismail, ajang STQH Nasional XXVIII itu jadi salah satu kaderisasi dai atau ulama. Para kafilah dari berbagai daerah, akan saling berkompetisi terkait keilmuan Alquran dan Hadits.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad mengatakan kegiatan STQH Nasional XXVIII itu dipusatkan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dia mengatakan ajang dua tahunan itu tidak hanya berisi perlombaan keilmuan Alquran dan Hadits saja.

Tetapi ada banyak kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat. “Seperti diskusi tentang pembinaan karakter, ketahanan keluarga, toleransi, merawat kerukunan, dan menjaga lingkungan,” jelasnya.

Abu menuturkan ajang STQH Nasional XXVIII itu juga jadi pusat talenta Kemenag. Para peserta yang jadi juara di perlombaan itu, akan masuk dalam daftar talenta Kemenag. Ketika nanti ada kompetisi serupa di tingkat internasional, akan dikirim mewakili Indonesia.

Pada kompetisi STQH Nasional dua tahun lalu di Jambi, kontingen atau kafilah dari Provinsi Jawa Timur menjadi juara umum. Disusul kontingen dari DKI Jakarta di urutan kedua. Kemenag menjamin proses penilaian berjalan dengan objektif.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *