Feature

Pada 1995, Dua Hari Terapung di Laut Jawa

622
×

Pada 1995, Dua Hari Terapung di Laut Jawa

Sebarkan artikel ini
Foto :  Kapten Ode

Kisah Kapten Ode Melawan Maut di Laut Lepas

Bagi Kapten Ode, kapal tenggelam di tengah laut ini, bukan yang pertama bagi dia. Pada tahun 1995, saat masih menjadi Mualim I, ia pernah mengalami kejadian serupa di Laut Jawa. Kapalnya karam, dan ia terombang-ambing selama dua hari sebelum akhirnya ditemukan nelayan.‎

PADA peristiwa tahun 1995, Ode mengalaminya pada jarak lima mil di tengah laut lepas. “Dulu jaraknya sekitar lima mil dari daratan. Sekarang tiga mil dari pantai. Dua kali saya diselamatkan oleh nelayan,” kata Kapten Ode, beberapa waktu lalu.

‎Namun kali ini, trauma yang ia rasakan jauh lebih berat. Setiap kali makan atau mendengar suara ombak, pikirannya seolah kembali ke tengah laut. ‎“Kadang makan saja saya merasa seperti lagi berenang di laut. Trauma sudah. Saya tidak mau melaut lagi. Lebih baik kerja di darat saja, di hutan atau jualan bakso,” ujarnya.

‎Meski trauma berat, Ode tidak lari dari tanggung jawabnya. Sebagai nakhoda, ia sadar keselamatan awak kapal adalah tanggung jawab yang melekat pada dirinya. ‎“Saya dilepas supaya bisa bantu proses hukum. Apa pun hasilnya, saya tanggung. Hidup mati di laut sudah saya jalani sejak 1986,” katanya mantap.

‎Selama hampir empat dekade berkarier di dunia pelayaran, Ode telah membawa 122 kapal di berbagai perairan Indonesia. Namun peristiwa tenggelamnya Datine 138 akan selalu menjadi luka yang tak terlupakan.

‎”Mungkin Allah masih kasih saya hidup supaya saya bisa cerita. Supaya orang tahu, laut itu bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi juga tempat di mana nyawa bisa hilang kapan saja,” tuturnya.

‎Kini, setelah dua kali diselamatkan dari maut, Kapten Ode memutuskan menepi dari kehidupan yang telah lama ia cintai. Laut yang dulu menjadi rumahnya, kini menjadi kenangan yang terlalu menyakitkan untuk kembali disinggahi. ‎“Saya sudah cukup. Laut sudah kasih saya banyak pelajaran. Sekarang biar saya hidup di darat saja,” katanya saat menutup kisahnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *