PALANGKA RAYA – Sebanyak 27 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Bukit Tunggal, Palangka Raya, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan menu Burger Makanan Bergizi Gratis (MBG), Insiden ini diduga disebabkan saus pada burger tersebut yang telah kedaluwarsa.
Menanggapi kejadian ini, Wakil Ketua II DPRD Kalimantan Tengah, Muhammad Ansyari mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) regional Kalteng, untuk memperketat pengawasan terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab menyuplai menu MBG.
“Kita akan coba koordinasi, mudah-mudahan mereka bisa meningkatkan pengawasan. Menu seperti burger itu, layak atau tidak, karena saya dengar roti termasuk ultra proses sehingga bisa mengurangi nilai gizi,” ucapnya, Kamis (2/10/2025).
Ia juga menekankan, bahwa setiap kepala SPPG seharusnya memiliki panduan menu mingguan yang disusun sesuai petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
“Saya pikir juknis mereka sudah cukup jelas. Hanya saja di beberapa daerah perlu penyesuaian, terutama terkait bahan baku yang memang tidak mudah didapat, apalagi di pelosok,” ungkapnya.
Ansyari mengingatkan, agar program MBG tidak disalahgunakan oleh mitra pelaksana.
“Mitra-mitra dari BGN jangan hanya mengejar keuntungan. Mereka juga harus memperhatikan juknis, standar kelayakan dapur, higienitasnya. Tidak mudah menyiapkan tiga ribu porsi setiap hari,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ansyari menyoroti masalah distribusi makanan ke sekolah-sekolah yang lokasinya berjauhan. Menurutnya, kondisi ini sangat berpotensi menimbulkan masalah teknis. Terkait kasus keracunan yang menimpa 27 siswa SD, ia meminta agar dilakukan pemeriksaan mendalam, untuk mengetahui penyebab pasti efek samping yang dialami oleh para siswa.
“Terkait 27 orang dari tiga ribu penerima itu, perlu dilakukan pemeriksaan. Sebenarnya zat apa yang membuat mereka mengalami efek samping yang tidak baik,” ujarnya.
Ansyari mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan kejadian serupa, agar dapat segera dievaluasi oleh SPPG.
“Segera dilaporkan, biar ada evaluasi. Kalau dalam kurun waktu tertentu bahan tidak mencukupi, jangan dipaksakan. Seharusnya tiga hari atau satu minggu sebelumnya sudah disiapkan. Kalau tidak, bisa dihentikan sementara,” pungkasnya. (rdi/rdo)