PALANGKA RAYA – Sebagai tindak lanjut dari arahan Menteri Keuangan (Menkeu) terkait adanya Dana Daerah yang masih mengendap di bank, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI, Bima Arya menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 5,2 persen, dengan Maluku Utara sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 32,9 persen.
Hal tersebut disampaikan pada Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Realisasi APBD Tahun Anggaran 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI secara virtual, Jumat (26/9/2025). Perlu adanya percepatan agar anggaran dapat terserap optimal.
Wamendagri menekankan empat langkah utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu percepatan belanja daerah, inovasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak membebani masyarakat, sinkronisasi program strategis nasional dengan program daerah serta peningkatan kemudahan perizinan usaha.
“Pada triwulan III tahun ini seharusnya realisasi belanja sudah mencapai 70 persen untuk belanja modal dan barang atau jasa serta 75 persen untuk belanja pegawai, sementara pada akhir tahun ditargetkan mencapai 90-95 persen,” ucap Wamendagri.
Selain itu, Plt Sekda Kalteng, Leonard S. Ampung menjelaskan, bahwa rapat tersebut sangat penting bagi daerah untuk mengevaluasi APBD, baik dari sisi pendapatan maupun belanja.
Ia menyebutkan, APBD Perubahan 2025 sudah mendapat persetujuan DPR dan akan dihitung kembali realisasinya berdasarkan kondisi terbaru.
Leonard juga menambahkan, bahwa menurut Wamendagri, meski pendapatan daerah melebihi target, realisasi belanja justru menurun dibanding tahun lalu akibat sejumlah kendala, seperti keterlambatan penetapan APBD, lambatnya proses lelang, koordinasi dan SDM yang belum optimal.
Pemerintah daerah diminta segera melakukan percepatan melalui penetapan APBD tepat waktu, percepatan pengadaan, penertiban administrasi dan LPJ serta penguatan peran inspektorat.
Sementara itu, Kepala BKAD Kalteng, Syahfiri, menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi menargetkan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah di angka 90 persen, dalam waktu yang tersisa tiga bulan ini.
“Dari perhitungan itu, diperkirakan akan ada kenaikan signifikan. Kami berharap, dalam sisa waktu tiga bulan ke depan, realisasi pendapatan dan belanja dapat mencapai sekitar 90 persen, sehingga memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” tuturnya. (ter/abe)