PALANGKA RAYA – Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Petani menggelar aksi damai di Gerbang Masuk Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (25/9/2025).
Aksi ini bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional dan merupakan bentuk kritik terhadap kebijakan Cetak Sawah Rakyat (CSR) yang dinilai belum berjalan efektif.
Aliansi ini terdiri dari gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Palangka Raya bersama dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mereka menyuarakan keresahan atas lambannya realisasi program CSR yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Dalam orasinya, para mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, termasuk transparansi anggaran, percepatan pelaksanaan program, serta pelibatan petani secara langsung dalam proses perencanaan dan pengawasan kebijakan cetak sawah.
Menanggapi aksi tersebut, Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo menyampaikan, apresiasinya terhadap aspirasi mahasiswa. Ia menilai, bahwa kritik tersebut merupakan bentuk kontrol sosial yang konstruktif.
“Kita ambil sisi positifnya. Aspirasi dari adik-adik mahasiswa menjadi motivasi tambahan bagi kita semua untuk bekerja lebih sungguh – sungguh dan disiplin dalam menyelesaikan program cetak sawah ini,” ujar Edy.
Edy juga menegaskan, bahwa pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan program CSR agar lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi para petani.
Aksi damai ini berlangsung tertib dan diakhiri dengan penyerahan pernyataan sikap kepada perwakilan pemerintah daerah. Para mahasiswa berharap agar suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dalam kebijakan nyata. (ifa/abe)
