Kesehatan

 Simak Tips dari Psikolog Unair Berikut

56
×

 Simak Tips dari Psikolog Unair Berikut

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana menyoroti kebiasaan menggulir media sosial demi membaca berita buruk. Fenomena ini dikenal dengan istilah doomscrolling.

“Doomscrolling ini semacam dorongan untuk menyelamatkan diri. Dengan mencari informasi, manusia merasa bisa mengendalikan hal-hal yang negatif atau menghadapi ancaman,” ujar Atika di Surabaya, Sabtu (21/9).

Meski terlihat sebagai naluri bertahan hidup, doomscrolling sebenarnya tidak membantu. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat merusak kesehatan mental dan fisik, terutama pada Gen Z sebagai pengguna aktif media sosial.

“Scrolling itu bukan aktivitas yang betul-betul memberikan solusi, kecuali kalau kita tahu kapan harus berhenti. Tetapi dalam situasi tak menentu, seperti kerusuhan, kita tidak paham sebenarnya kapan ini berakhir,” imbuhnya.

Menurut Atika, literasi media menjadi kunci untuk meminimalkan dampak doomscrolling. Individu perlu memilah informasi yang kredibel, bukan sekadar mengikuti berita dari sumber media yang tak jelas.

Atika juga menyarankan agar orang membatasi paparan berita dengan mengalihkan fokus pada kegiatan positif dan menyeleksi informasi bermanfaat, sehingga tidak mudah terjebak dalam arus konten negatif di media sosial.

Seperti olahraga, memasak, membersihkan rumah, menekuni hobi, maupun kegiatan spiritual. Bagi Atika, ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, tapi ada juga yang harus kita kembalikan kepada Tuhan.

“Kalau kita bisa menyeimbangkan berbagai aspek itu, kita bisa berfungsi secara penuh sebagai manusia sekaligus mengelola emosi dengan lebih baik,” terang dosen yang aktif mengajar di Fakultas Psikologi Unair itu.

Jika upaya tersebut belum memadai, maka mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau mendapatkan bantuan profesional bisa menjadi pilihan tepat untuk meminimalkan dampak negatif doomscrolling.

“Dibandingkan doomscrolling, lebih baik kita alihkan ke aktivitas produktif. Kalau sudah merasa tidak tertolong dengan cara-cara sederhana, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional,” tukas Atika.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *