Feature

Bukan Hasil Rencana Bisnis, Ide Awal dari Pernikahan

197
×

Bukan Hasil Rencana Bisnis, Ide Awal dari Pernikahan

Sebarkan artikel ini
LAYANI PEMBELI : Barista Sakuyan OTW melayani pembeli saat mangkal di Kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (15/9/2025) lalu.FOTO IFA/RADAR KALTENG

Cerita Nicky Sakuyan, Kopi Vintage di Atas Roda

Di tengah lalu lalang kendaraan dan ritme kerja yang padat di area perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sebuah mobil tua warna orange menarik perhatian. Bukan karena bunyi mesinnya yang berisik, tapi aroma kopi yang menggoda, senyum ramah sang barista, dan tampilan mobil volkswagen kombi vintage yang disulap menjadi kedai kopi berjalan.

SITI NUR MARIFA, Palangka Raya

ITULAH Sakuyan OTW, usaha kopi unik milik Nicky Sakuyan (40) yang menggabungkan gaya retro dan semangat wirausaha modern.

Sakuyan OTW bukanlah hasil rencana bisnis yang panjang dan rumit. Justru, ide awalnya muncul dari sesuatu yang sederhana acara pernikahan. “Awalnya cuma buat event wedding aja. Kita dekor VW Kombi ini, jualan kopi sebagai pelengkap suasana. Tapi ternyata, responnya bagus banget,” cerita Nicky sambil menyeka gelas kopi yang baru selesai disajikan, Senin (15/9/2025).

Melihat antusiasme yang tinggi, Nicky mulai berpikir lebih serius. Mobil vintage yang semula hanya jadi ‘pemanis’ event, kini ia rombak total menjadi kedai kopi mobile yang tak hanya estetik tapi juga fungsional.

Transformasi VW Kombi tua menjadi sebuah coffee shop berjalan bukan perkara mudah. Nicky mengaku harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk memodifikasi mobil tersebut. Interior disesuaikan agar bisa memuat mesin espresso, perlengkapan barista, serta ruang penyimpanan yang ergonomis semua harus fungsional tanpa menghilangkan pesona vintage-nya.

“Biayanya lumayan, tapi saya pikir ya worth it. Karena ini bukan cuma tempat jualan, tapi juga branding. Orang datang bukan cuma karena kopi, tapi karena pengalamannya juga,” jelasnya.

Salah satu keunggulan Sakuyan OTW adalah mobilitasnya. Di pagi dan siang hari, mobil ini biasa mangkal di area perkantoran Pemprov Kalteng. Namun begitu sore menjelang, kombishop bisa langsung berpindah lokasi ke event komunitas, pasar malam, atau acara pernikahan.

“Kita fleksibel. Kalau pagi di pemerintah provinsi, sore bisa pindah ke lokasi lain. Pernah juga kita diajak ke event di rumah betang, dan bahkan wedding outdoor,” kata Nicky.

Dengan konsep Sakuyan OTW versi bergerak dari kafe utamanya Sakuyan Coffee Shop menjadi simbol bagaimana usaha kuliner bisa tetap fleksibel, adaptif, dan tetap punya identitas kuat.

Bagi Nicky, yang memang sudah lama berkecimpung di dunia usaha, Sakuyan OTW lebih dari sekadar kendaraan untuk jualan. Ini adalah bentuk ekspresi kreativitas dan gaya hidup.

“Banyak orang jualan kopi. Tapi bagaimana kita bikin yang beda, itu tantangannya. Saya suka mobil vintage, saya suka kopi. Dua-duanya saya gabungkan jadi satu,” ungkapnya sambil tersenyum.

Tak heran jika Sakuyan OTW tak hanya jadi favorit pelanggan setia, tapi juga jadi spot Instagramable yang sering diunggah para pengunjung.

Di tengah era serba digital dan instan, Sakuyan OTW hadir dengan pendekatan yang justru membumi, menyajikan kopi dengan hati dari balik mobil tua yang penuh cerita. (ifa/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *