Utama

Kotim Siaga Banjir 48 Hari

89
×

Kotim Siaga Banjir 48 Hari

Sebarkan artikel ini
TERENDAM BANJIR : Salah satu desa di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur terendam banjir, Sabtu (14/9/2025). Tampak seorang lanjut usia melewat jembatan titian di halaman rumahnya yang terendam banjir.FOTO BPBD KOTIM UNTUK RADAR KALTENG

Diguyur Hujan Lebat, 20 Desa di 7 Kecamatan Terendam

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi menetapkan status siaga bencana banjir selama 48 hari di daerah itu. Status ini terhitung mulai 12 September hingga 29 Oktober 2025. Penetapan ini menyusul meluasnya genangan air di tujuh kecamatan dan potensi banjir besar yang diprediksi meningkat dalam beberapa pekan ke depan. Karena saat ini daerah itu sering diguyur hujan lebat.

Penetapan status itu dilaksanakan pada rapat koordinasi lintas sektor di Aula Pusdalops BPBD Kotim, Jumat (12/9/2025) lalu. Rakor itu melibatkan BPBD, Basarnas, Polres Kotim, Kodim 1015 Sampit, BMKG, Balai Wilayah Sungai (BWS), serta sejumlah instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial.

Asisten I Setda Kotim Rihel yang mewakili Pemkab Kotim menegaskan, status siaga ini ditetapkan untuk mempercepat penanganan awal sekaligus memastikan koordinasi bantuan berjalan lancar.

“Tujuh kecamatan sudah terdampak, yakni Cempaga, Telaga Antang, Antang Kalang, Bukti Santuai, Tualan Hulu, Parenggean, hingga Mentaya Hulu. Tidak menutup kemungkinan wilayah lain seperti Kota Besi ikut terendam, karena adanya tumpuan air pasang ditambah aliran Sungai Mentaya dan Sungai Tualan,” ujar Rihel.

Menurut dia, status siaga penting sebagai langkah antisipasi agar pemerintah daerah bisa cepat bertindak. Bila situasi memburuk dan naik ke tanggap darurat, maka Pemkab Kotim dapat segera mengeluarkan dana Belanja Tak Terduga (BTT).

Sementara itu, Kepala BPBD Kotim Multazam menjelaskan, banjir disebabkan curah hujan tinggi disertai pasang sungai yang memicu luapan di sejumlah desa beberapa hari terakhir.  “Di Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, ketinggian air bahkan naik 30 sentimeter dalam 24 jam terakhir, dari 65 cm menjadi 95 cm,” katanya.

Banjir juga melumpuhkan akses jalan sepanjang 7,3 kilometer dari Tanjung Jariangau menuju Kuala Kuayan melalui Desa Bawan. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk rekayasa jalur distribusi agar aktivitas masyarakat tetap berjalan,” tambah Multazam.

Meski personel dan peralatan BPBD terbatas, dukungan dari TNI-Polri serta babinsa dan bhabinkamtibmas sangat membantu di lapangan. Stok pangan pokok, menurut laporan Dinas Pertanian, masih mencukupi dan diharapkan distribusinya tidak terganggu.

Selain itu, sejumlah perusahaan perkebunan juga diminta turun tangan membantu normalisasi saluran air di wilayah konsesi mereka. “Beberapa perusahaan sudah berkomitmen, tinggal menunggu kesiapan peralatan mereka,” jelas Multazam.

Berdasarkan data sementara, banjir telah melanda 20 desa di tujuh kecamatan, dengan ratusan kepala keluarga terdampak. Laporan BPBD Sabtu (14/9/2025), air di beberapa desa sudah mengalami surut.

“Yang saat ini masih mengalami banjir berdasarkan kaji cepat kita itu ada Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean. Kemudian di Kecamatan Mentaya Hulu ada tiga desa yaitu Kuala Kuayan, Bawan dan Tanjung Jariangau,” ungkapnya.

Pemerintah daerah pun mengimbau agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir yang bisa kembali terjadi, khususnya di malam hari.

“Kami sudah mengingatkan warga agar mengamankan barang berharga dan surat penting. Yang terpenting jangan sampai ada korban jiwa. Semoga banjir ini segera surut dan situasi kembali normal,” harap Multazam. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *