Utama

Napi Lapas Narkotika Kasongan Produksi Singkong Balado

171
×

Napi Lapas Narkotika Kasongan Produksi Singkong Balado

Sebarkan artikel ini
KETERAMPILAN : Para warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Kasongan, Kabupaten Katingan, sedang mengolah cemilan singkong balado, beberapa waktu lalu. FOTO HUMAS UNTUK RADAR KALTENG

KASONGAN – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Kasongan, Kabupaten Katingan kini memiliki keterampilan baru yang produktif. Melalui program pembinaan kemandirian, mereka sukses memproduksi camilan UMKM, yaitu singkong balado. Program ini adalah wujud nyata dari upaya Lapas Narkotika Kasongan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat.

Proses produksi singkong balado ini dilakukan sepenuhnya oleh para narapidana di bawah pengawasan para petugas lapas. Kegiatan dimulai dari tahap awal, yaitu pengupasan dan pemotongan singkong. Setelah itu, singkong diolah dengan cara digoreng hingga teksturnya kering dan renyah.

Untuk menciptakan cita rasa yang khas, singkong kering tersebut kemudian dilumuri dengan bumbu balado spesial. Setelah proses pembumbuan selesai, produk dikemas dalam wadah plastik yang higienis dan menarik, siap untuk dipasarkan.

Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Kasongan Yurdani menjelaskan, program ini tidak hanya sebatas produksi, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan UMKM di dalam lapas. “Kami berkomitmen membekali warga binaan dengan keterampilan produktif, sehingga setelah bebas nanti mereka memiliki kemampuan yang bisa dijadikan modal usaha mandiri,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).

Mejurut dia, program ini selaras dengan kebijakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang bertujuan untuk memperkuat pembinaan kemandirian dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di lingkungan pemasyarakatan. “Dengan adanya program ini, diharapkan narapidana bisa menjadi individu yang lebih mandiri dan siap kembali ke masyarakat,” jelasnya.

Inovasi ini terus berlanjut dan akan memotivasi pembinaan keterampilan lain di masa mendatang. Keberhasilan produksi singkong balado ini membuktikan bahwa dengan pembinaan yang tepat, warga binaan dapat menghasilkan produk berkualitas yang berpotensi memiliki nilai ekonomi. (ndi/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *