Kotawaringin Timur

Kemeriahan HUT ke-80 RI di Kotim, Wabup Ikuti Lomba Mangaruhi

27
×

Kemeriahan HUT ke-80 RI di Kotim, Wabup Ikuti Lomba Mangaruhi

Sebarkan artikel ini

SAMPIT – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berlangsung meriah. Berbagai kegiatan digelar, namun yang paling menyita perhatian adalah lomba tradisional mangaruhi atau menangkap ikan dengan tangan kosong, yang digelar di halaman Dinas Perikanan, Rabu (27/8/2025).

Wakil Bupati Kotim, Irawati, yang hadir sekaligus membuka acara, menilai lomba mangaruhi memiliki makna mendalam dan sejalan dengan tema nasional HUT RI ke-80, “Bersatu untuk Indonesia Maju.”

“Mangaruhi iwak, tradisi suku Dayak, bukan hanya tentang keterampilan menangkap ikan. Lebih dari itu, kegiatan ini mengajarkan kebersamaan, kerja tim, kecepatan, sekaligus rasa hormat kepada alam. Nilai-nilai inilah yang sejalan dengan semangat persatuan bangsa,” ujar Irawati.

Menurutnya, lomba ini bukan sekadar adu ketangkasan, melainkan juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antarwarga, pemerintah daerah, Forkopimda, hingga instansi vertikal. Kebersamaan yang tercipta, lanjutnya, diharapkan mampu memperkuat sinergi dalam pembangunan daerah.

“Melalui kegiatan ini, kita mempererat persaudaraan. Suasana kebersamaan yang terbangun akan menjadi modal penting dalam membangun Kotim ke arah yang lebih maju,” tambahnya.

Selain sarat makna kebersamaan, tradisi mangaruhi juga dinilai relevan dengan kondisi daerah. Kotim memiliki potensi besar di sektor perikanan, terutama di Sungai Mentaya dan perairan sekitarnya. Tradisi ini, kata Irawati, sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian alam serta pemanfaatan sumber daya secara bijak dan berkelanjutan.

“Kotawaringin Timur dianugerahi kekayaan perairan yang melimpah. Melalui mangaruhi, kita diingatkan untuk melestarikan budaya lokal sekaligus menjaga ekosistem perairan agar tetap menjadi penopang ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Menutup sambutannya, Irawati mengajak masyarakat menjadikan lomba mangaruhi sebagai simbol persatuan, sportivitas, sekaligus kecintaan terhadap budaya daerah. Ia berharap nilai-nilai kearifan lokal ini terus diwariskan kepada generasi muda.

“Mari kita wariskan semangat ini, agar generasi muda mengenal, menghargai, dan melanjutkan tradisi sebagai bagian dari identitas kita,” tandasnya. (pri/rdo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *