Utama

Perencanaan Food Estate Dadahup Tak Sesuai Kondisi Lapangan

213
×

Perencanaan Food Estate Dadahup Tak Sesuai Kondisi Lapangan

Sebarkan artikel ini
Perencanaan Food Estate Dadahup Tak Sesuai Kondisi Lapangan
SAWAH DADAHUP: Ekskavator yang digunakan untuk membuka sawah baru di lokasi food estate Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. FOTO PE

Tanggul Dibuat Terlalu Rendah, Air Sawah Mudah Keluar

PALANGKA RAYA – Perencanaan pencetakan sawah baru di kawasan food estate Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, dinilai tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Dalam perencanaanya, setiap sisi petak sawah dibuat tanggul untuk menahan air agar tidak keluar dari sawah.

Hanya saja tanggul yang dibuat tingginya hanya sekitar 50 cm. Sementara ketinggian air di setiap petak sawah di atas 50 cm. Bahkan pada saat hujan atau air sungai pasang, tanggul atau siring disebut galengan terendam banjir.

“Jadi saat hujan deras atau air sungai pasang, tanggul tertutup air. Jadi seperti hamparan rawa,” kata warga Dadahup kepada Palangka Ekspres, beberapa waktu lalu.

Warga yang sedang asyik main catur di warung kopi itu menambahkan, tanggul semestinya dibuat paling rendah satu meter. Setiap satu atau dua hektare dibikin tanggul keliling.

Akan lebih bagus lagi, katanya, lebar tanggul sekitar satu meter atau 1,5 meter. Sehingga bisa lewat kendaraan untuk mobilisasi pengangkutan hasil panen nantinya.

Dengan tinggi tanggul 1 meter atau lebih dengan lebar 1 meter atau lebih, saat hujan atau air pasang diperkiraan tidak akan banjir. “Paling tidak, air dalam petak sawah tidak akan meluber ke luar,” ucap Risky, petugas keamanan di Desa Dadahup.

Berdasarkan pengamatan wartawan koran ini di lapangan, memang tanggul yang dibuat oleh kontraktor tingginya hanya sekitar 50 cm. Akibatnya air dalam sawah meluber menutupi tanggul. Sehingga kesannya percetakan sawah baru di food estate itu seperti hamparan rawa yang luas.

Pengawas lapangan dari perguruan tinggi ternama di Palangka Raya juga mengungkapkan bahwa perencanaan percetakan sawah di food estate Dadahup sepertinya tidak sesuai kondisi di lapangan. Tinggi tanggul hanya dibuat 50 cm. Padahal ketinggian air di atas 50 cm. “Bisa dilihat sendiri kan, tanggul hanya 50 cm. Sama dengan ketinggian airnya,” kata mahasiswa semester akhir yang ditugasi untuk mengawasi pekerjaan percetakan sawah baru di Dadahup itu.

Dia mengungpkan, barangkali perencanaan percetakan sawah berpedoman dengan kondisi persawahan di Jawa yang tidak memerlukan galengan yang tinggi. Kalau di Jawa, tinggi tanggul 50 cm pun sudah cukup karena tata kelola air sudah sangat bagus. Sirkulasi air sudah berjalan lancar dan tidak terpengaruh air sungai pasang atau surut.

Berbeda dengan persawahan di Kalteng, khususnya food estate di Dadahup yang kondisi tanahnya rawa dan gambut. Ditambah lagi terpengaruh air sungai pasang dan surut. Khususnya Sungai Barito dan Sungai Kapuas Murung.

Informasi yang dihimpun Palangka Ekspres, pekerjaan percetakan sawah di Kabupaten Pulang Pisau juga mengalami hal yang sama. Tanggul atau galengan dibuat terlalu rendah. Hanya sekitar 50 cm. Sementara ketinggian air di atas tanggul.

Hal ini dibenarkan Bupati Pulang Pisau Ahmad Rifa’I saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Sebenarnya Rifa’I sudah menyampaikan keluhanya soal tanggul itu kepada Dirjen Kementerian Pertanian saat berkunjung ke Pulpis beberapa waktu lalu.

Politikus senior Partai Golkar Pulang Pisau ini juga mengungkapkan, perlunya dibuat akses jalan menuju kawasan food estate. Termasuk jalan di areal persawahan yang fungsinya untuk mobilisai petani saat mengangkut pupuk dan hasil panen. (to/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *