PeristiwaUtama

Satu Keluarga Keracunan Makanan, Satu Balita Tewas

249
×

Satu Keluarga Keracunan Makanan, Satu Balita Tewas

Sebarkan artikel ini
ilustrasi Satu Keluarga Keracunan Makanan, Satu Balita Tewas

RSUD Murjani Masih Menunggu Hasil Laboratorium

‎‎SAMPIT – Warga Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), digemparkan oleh insiden tragis yang menimpa satu keluarga setelah diduga mengalami keracunan makanan. Bahkan seorang balita berusia satu tahun dalam keluarga itu meninggal dunia. Sementara beberapa anggota keluarga lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

‎Peristiwa ini bermula usai keluarga tersebut mengonsumsi es teler dan roti bakar yang dibeli, Jumat malam (5/12/2025). Pada Sabtu (6/12/2025) dini hari, seluruh anggota keluarga mulai merasakan gejala serupa. Yakni mual hebat, muntah berulang, diare, hingga kondisi tubuh melemah.

‎Camat Telawang Dedy Jauhari membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebutkan, terdapat lima orang dalam keluarga itu yang mengalami gejala paling berat. ‎“Setelah makan jajanan itu, mereka mulai mengeluh mual dan diare. Penanganan awal dilakukan di Puskesmas Sebabi sebelum dirujuk ke RSUD dr Murjani,” kata Dedy saat dikonfirmasi, Selasa (9/12/2025).

‎Namun, yang menjadi perhatian serius pihak kecamatan adalah fakta bahwa hanya keluarga tersebut yang mengalami gejala, meski jajanan yang sama juga dibeli warga lain di daerah itu. ‎“Ini yang sedang kami dalami. Kalau makanan itu bermasalah, warga lain harusnya juga terdampak. Ada kemungkinan faktor lain,” tambahnya.

‎Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Yulia Nofiany mengatakan, kondisi seluruh korban masih ditangani secara intensif. Dari lima korban utama, dua di antaranya balita. ‎“Satu balita usia satu tahun tidak tertolong dan meninggal pada Senin (8/12/2025) subuh. Satu balita lainnya, usia enam tahun, kini dirawat di ruang anak,” jelasnya.

‎Menurut dr Yulia, pola gejala yang muncul yang dimulai beberapa jam setelah konsumsi makanan konsisten dengan dugaan keracunan. ‎“Mereka mulai muntah dan diare sejak Sabtu subuh. Kami masih menunggu pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebabnya,” tambahnya.

‎Hingga kini, penyebab pasti insiden ini belum dapat dipastikan. Aparat kecamatan, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit terus berkoordinasi untuk memastikan penanganan medis berjalan optimal serta menelusuri sumber penyebab kejadian. Upaya penelusuran juga dilakukan untuk mencegah kasus serupa terjadi di wilayah Telawang dan sekitarnya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *