Utama

Polisi Hadir Sebagai Penolong, Bukan Hanya Penindak

23
×

Polisi Hadir Sebagai Penolong, Bukan Hanya Penindak

Sebarkan artikel ini
PENUTUPAN : Wakapolda Kalteng Brigjen Pol Rakhmad Setyadi memimpin upacara penutupan apel kasatwil yang berlangsung tiga hari di halaman Mapolda Kalteng, Minggu (7/12/2025).FOTO HUMAS UNTUK RADAR KALTENG

Tiga Hari Pembinaan Intensif, Polda Kalteng Mantapkan Peran Polri Sebagai Penolong

PALANGKA RAYA – Transformasi kultur kembali menjadi pekerjaan rumah besar yang ditegaskan Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah. Setelah digelar selama tiga hari, rangkaian apel kasatwil yang melibatkan para kapolres, kabagops, kasat, dan kapolsek se-Kalteng akhirnya ditutup, Minggu (7/12/2025). Namun lebih dari sekadar agenda rutin, kegiatan ini diarahkan untuk mengubah cara pandang dan cara kerja kepolisian. Selanjutnya, polisi harus hadir sebagai penolong, bukan semata aparat penindak.

Upacara penutupan dipimpin Wakapolda Kalteng Brigjen Pol  Rakhmad Setyadi di Lapangan Barigas Mapolda Kalteng. Dalam amanatnya, ditegaskan seluruh momentum pelatihan kali ini berfokus pada percepatan transformasi Polri menuju tata kelola yang lebih profesional, humanis, dan adaptif terhadap dinamika masyarakat.

“Fokus dari apel kasatwil tingkat polda ini adalah memberikan materi-materi transformasi Polri kepada para kabagops, kasat, dan kapolsek di jajaran Polda Kalteng,” katanya, saat penutupan.

Wakapolda menekankan tentang inti dari transformasi ini bukan hanya soal meningkatkan kemampuan teknis, melainkan pembentukan karakter Bhayangkara. Dalam perspektif itu, polisi dituntut hadir sebagai pelindung dan penolong masyarakat, bukan sekadar penegak aturan.

“Harapan terbesar dari kegiatan ini adalah mewujudkan nilai-nilai Bhayangkara sebagai sosok polisi penolong masyarakat. Bukan sekadar penegak aturan. Itu poin utamanya,” tegasnya.

Selama tiga hari kegiatan, peserta menerima serangkaian materi pembinaan yang mencakup peningkatan kompetensi teknis, etika pelayanan publik, serta kecakapan komunikasi. Mereka mendapatkan pelatihan public speaking, pembinaan rohani, hingga pendalaman profesionalitas personel dalam menghadapi situasi pelayanan dan dinamika lapangan.

“Kami berikan materi terkait bagaimana menghadapi tugas, masyarakat, dan merespons berbagai situasi berbeda. Inti orientasinya satu yaitu bagaimana melayani masyarakat dengan baik dan humanis,” tambah Rakhmad.

Sebagai bagian dari pelatihan, para peserta juga mengikuti peragaan penanganan situasi aksi unjuk rasa. Dalam simulasi tersebut, personel memperagakan teknik pengamanan mulai dari skenario pengelolaan massa, penyekatan jalan, hingga perlindungan objek vital secara profesional dan tanpa kekerasan berlebihan, menegaskan komitmen Polri terhadap pendekatan humanis.

Dengan berakhirnya rangkaian apel kasatwil ini, Polda Kalteng berharap pola pikir baru dan standar pelayanan yang lebih berempati dapat diteruskan hingga level terbawah kepolisian, sembari memperkuat kepercayaan publik terhadap Polri. (ter/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *