Guru dari Kasongan Mengubah Sungai Katingan Menjadi Laboratorium Pembelajaran
Di SMKN 1 Kasongan, Kabupaten Katingan, seorang guru muda membuktikan bahwa pembelajaran vokasi tidak harus berlangsung di ruang kelas atau bengkel praktik. Sungai Katingan yang selama ini menjadi denyut kehidupan masyarakat berubah menjadi ruang belajar terbuka berkat ketekunan dan kreativitas Rendi Indiwara hingga membawa dia meraih terbaik 2 guru dedikatif SMK tingkat nasional pada ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025.
SITI NUR MARIFA, Palangka Raya
PENGHARGAAN ini membawanya pada sebuah pertemuan khusus dengan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Muhammad Reza Prabowo, Selasa (2/12/2025) lalu. Dalam suasana penuh apresiasi itu, Rendi membagikan kisah di balik inovasi pembelajarannya yang tak hanya diakui secara nasional, tapi juga berdampak langsung bagi moral, keterampilan, dan masa depan para siswanya.
Rendi melihat potensi besar dalam lingkungan sekitar sekolahnya. Sungai Katingan, yang berada tak jauh dari SMKN 1 Kasongan, ia jadikan lokasi praktik untuk mengukur kualitas air proyek nyata yang membuat murid bukan hanya belajar, tetapi mengalami sains dan teknologi tepat guna.
“Semua murid itu bisa keluar dari zona pelanggaran tanpa izin dengan melakukan pengukuran kualitas air di Sungai Katingan. Dari situ anak-anak bisa menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Rendi dengan penuh keyakinan.
Konsep keluar dari zona pelanggaran yang ia maksud bukan tanpa alasan. Ia menyaksikan sendiri bagaimana sebagian remaja di wilayah itu rentan terjerumus dalam pekerjaan ilegal seperti tambang tanpa izin atau aktivitas berisiko. Maka, ia ingin menghadirkan kegiatan yang bukan hanya mendidik, tetapi juga memulihkan arah masa depan murid-muridnya.
Inovasi Rendi bukan berdiri sendiri. Ia memanfaatkan program PKDS berkah, salah satu dari 13 program terobosan Dinas Pendidikan Kalteng. Program ini memberikan dukungan pada kewirausahaan dan unit koperasi sekolah ruang strategis untuk tumbuhnya keterampilan nyata.
“Kita arahkan mereka supaya jangan bekerja di pertambangan tanpa izin, tapi bekerja sesuai kompetensi yang mereka miliki. PKDS sangat membantu menumbuhkan keterampilan di sekolah, terutama di unit koperasi,” ungkapnya.
Dalam pembelajaran yang ia rancang, proyek-proyek berbasis sains lingkungan, kewirausahaan, dan vokasi saling terhubung. Murid tidak hanya mengukur kualitas air, tetapi juga belajar mengolah data, mengidentifikasi peluang usaha, dan memahami mitigasi lingkungan.
Pendekatan project-based learning inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi prestasi Rendi hingga menembus panggung nasional.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Muhammad Reza Prabowo memberikan penghargaan tinggi kepada Rendi. Menurutnya, keberhasilan guru dari Kasongan ini menjadi bukti bahwa transformasi pendidikan Kalteng telah membuahkan hasil nyata.
“Prestasi ini adalah wujud nyata inovasi yang lahir dari guru-guru kita. Program digitalisasi dan peningkatan kompetensi tidak hanya menjadi kebijakan, tetapi telah diterapkan secara langsung dan menghasilkan dampak nyata. Pemerintah terus berkomitmen agar guru dan siswa Kalteng mampu bersaing di tingkat nasional maupun global,” tegas Reza.
Ia menambahkan, program seperti PKDS berkah, pelatihan LMS huma betang dan digitalisasi pembelajaran akan terus diperkuat sebagai bagian dari visi besar pendidikan Kalteng yang modern, inklusif, dan berdaya saing.
Bagi Rendi, penghargaan nasional bukan sekadar simbol prestasi. Ia melihatnya sebagai mandat untuk terus menciptakan ruang belajar bermakna bagi murid-muridnya membantu mereka menemukan masa depan yang lebih cerah dan berdaya.
Melalui Sungai Katingan, koperasi sekolah, dan proyek vokasi berbasis kompetensi, ia membuktikan bahwa guru adalah agen perubahan yang mampu mengubah lingkungan sekitar menjadi pusat pembelajaran.
Dari Kasongan, Rendi memperlihatkan pada Indonesia bahwa inovasi pendidikan dapat lahir dari kepekaan membaca masalah, keberanian untuk mencoba, dan tekad untuk mengubah masa depan murid satu per satu. (ifa/ens)












