PALANGKA RAYA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, mengungkapkan, bahwa pemerintah telah memetakan 351 ribu peluang kerja luar negeri bagi tenaga kerja profesional serta pekerja terampil lulusan SMK hingga S1.
Peluang ini diharapkan, dapat menjadi jalan bagi peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran memberikan respon tegas terkait kesiapan dan arah kebijakan daerahnya dalam mendukung pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
Ia menekankan, bahwa para pekerja asal Kalteng harus memiliki keahlian mumpuni, bukan sekadar bekerja sebagai asisten rumah tangga atau pekerjaan informal lainnya.
“Tenaga kerja yang kami harapkan itu harus punya keahlian. Jangan sampai mereka ke luar negeri hanya karena tidak kuat bersaing dan akhirnya bekerja di sektor-sektor yang tidak membutuhkan skill tinggi. Contohnya menjahit, komputer, dan keterampilan profesional lain yang bisa mengangkat marwah,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).
Agustiar menuturkan, bahwa Kalteng sebenarnya memiliki kekayaan sumber daya alam, flora dan fauna yang dapat menjadi basis pendidikan vokasi di dalam daerah. Ia menilai bahwa masyarakat tidak perlu selalu melihat peluang kerja ke luar negeri, karena peluang dalam negeri pun besar jika dikelola dengan baik.
Ia menambahkan, bahwa pemerintah daerah tengah merancang program vokasi setara pendidikan berjenjang yang dapat diakses secara gratis, lengkap dengan fasilitas dan lokasi pelatihan yang memadai.
Program tersebut diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja terampil yang mencintai pekerjaannya serta mampu memanfaatkan potensi pertanian dan sumber daya alam (SDA) daerah yang dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 15 sampai dengan 17 juta per bulan.
Namun demikian, Agustiar mengakui bahwa minat masyarakat untuk menekuni sektor lokal masih kurang.
Ia berharap, melalui pengembangan vokasi dan peningkatan keterampilan, masyarakat Kalteng semakin tertarik untuk berkarier di daerah sendiri ataupun di luar negeri dengan kompetensi yang layak.
“Tujuan kami adalah memastikan masyarakat memiliki keterampilan, keahlian, dan tetap selaras dengan sosial budaya kita. Dengan begitu, mereka siap bersaing, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” pungkasnya. (ifa/abe)












