Ketika Kapolda Kalteng dan Jajaran Berbagi Kasih di Panti Asuhan
Menjelang Perayaan Natal 25 Desember 2025, suasana lima panti asuhan di Kota Palangka Raya mendadak lebih hidup dari biasanya. Bukan karena dekorasi atau kue Natal, tapi karena rumah yang biasanya tenang itu kedatangan tamu yang membuat anak-anak tersenyum sembari berlarian kecil.
RICKY THEODORUS, Palangka Raya
PADA Kamis sore (4/12/2025), Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah menggelar anjangsana. Itu adalah agenda resmi. Bagi anak-anak di panti, ini lebih seperti kedatangan keluarga besar yang lama tak ditemui.
Seperti di Panti Asuhan LKS Berkah, seorang anak perempuan bernama Lia (8) memegangi ujung bajunya, tampak malu-malu saat Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan menyapa dia. Setelah beberapa menit, ia mulai bercerita tentang sekolahnya. “Senang, hari ini rumah jadi ramai,” ucapnya pelan, tapi jelas.
Di sisi lain, para pengurus panti pun mengaku tidak kalah bahagia. “Anak-anak itu suka kalau ada yang datang. Mereka merasa diperhatikan,” kata seorang pengurus panti sambil menata kotak bingkisan yang baru diterima.
Selama sore itu, rombongan Polda Kalteng berpindah dari satu panti ke panti lainnya. Seperti di Panti Asuhan Imanuel, Maria Ines, Seminari Menengah Raja Damai, hingga Yayasan Kasih Karunia. Di setiap tempat, nuansanya serupa. Antusias anak-anak, suasana hangat, dan percakapan-percakapan kecil yang terasa begitu jujur.
Kapolda mengatakan, kegiatan itu bukan sekadar seremoni menjelang Natal. “Yang kami bawa bukan hanya bingkisan, tapi waktu untuk bersama. Kami ingin anak-anak tahu bahwa ada banyak orang yang peduli,” ujarnya.
Bagi Polda Kalteng, ini anjangsana. Bagi anak panti, ini hari yang tidak mereka mau cepat selesai.
Di Panti Asuhan Maria Ines, seorang remaja menunjukkan buku gambar yang ia isi sejak awal tahun dan berkata, “Kalau ada tamu begini, rasanya seperti Natal sudah mulai,” ungkapnya.
Kunjungan ke Seminari Menengah Raja Damai pun tak kalah berkesan. Para siswa seminari yang merupakan sekolah cikal bakal ke jenjang seminari tinggi sebagai sekolah calon pastor atau imam Katolik, menyanyikan lagu rohani singkat sambil tersenyum malu-malu.
Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munadji menambahkan, momen paling menyentuh adalah doa yang dipanjatkan anak-anak untuk anggota Polri. “Di tengah semua keterbatasan, mereka masih memikirkan orang lain. Itu yang membuat kami terdiam,” katanya.
Setiap kunjungan ditutup dengan pemberian santunan. Tapi yang paling terasa justru suasana rumah yang berubah, lebih hidup, lebih cerah, lebih hangat.
Bagi anak-anak panti asuhan, sore itu bukan soal bingkisan atau hadiah. Mereka lebih senang karena ada yang datang, memberi perhatian, mendengar cerita, dan membuat rumah yang biasanya sunyi menjadi penuh suara.
Natal mungkin belum tiba. Tapi bagi mereka, semangatnya sudah datang lebih awal, dibawa oleh orang-orang yang memilih untuk hadir, bukan hanya sekadar lewat. (ter/ens)












