Feature

Angkat Mimpi Anak Muda, Menjauh dari Jalan yang Salah

189
×

Angkat Mimpi Anak Muda, Menjauh dari Jalan yang Salah

Sebarkan artikel ini
FIGHTER MUDA : Para fighter muda menunjukkan semangat dan sportivitas saat berlaga di Street War Volume 2 di Lippo Plaza Palangka Raya, Sabtu malam (29/11/2025). RICKY THEODORUS/RADAR KALTENG

Dari Arena Street War Volume 2 di Lippo Plaza

Dentuman musik, sorak penonton, dan derap langkah para fighter di atas arena Street War Volume 2 di Lippo Plaza, Sabtu malam (29/11/2025), bukan sekadar tontonan. Bagi banyak anak muda Palangka Raya, ajang ini telah menjelma menjadi ruang aman untuk bermimpi, membuktikan diri, dan menjauh dari jalanan yang salah.

RICKY THEODORUS, Palangka Raya

DI balik sengitnya pertarungan, terselip kisah manusia, tentang keberanian, kerja keras, mimpi, hingga kegagalan yang tetap dirayakan.

Promotor Tumbuk Hatampar Promotion Nauval Ababil Sukarna Durasid mengaku bangga melihat semangat para fighter yang sudah mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya. Peserta benar-benar bertanding optimal dan mampu menghibur masyarakat Kota Palangka Raya. Ini bukan cuma soal menang atau kalah, semata. Tapi bagaimana mereka berani tampil dan menunjukkan usaha terbaik.

Namun bagi Nauval, pesan terpenting justru ditujukan kepada mereka yang pulang tanpa membawa kemenangan. Menang kalah itu biasa. Mengasah kemampuan menjadi kunci, karena kesempatan masih terbuka. Terutama untuk meraih golden ticket menuju Tumbuk Hatampar Championship 2026.

Di sisi lain, rangkaian event ini tidak berdiri sendiri. Ada banyak pihak yang terlibat. Seperti BPJS Kesehatan, Betang Pambelum Hospital, kepolisian, tenant, hingga para media partner.

Co-Promotor Leo Adano menegaskan, dukungan itu menjadi energi besar agar industri combat sport di Bumi Tambun Bungai dapat terus berkembang. “Kita ingin bersama-sama memajukan dunia kombat sport di Kalteng. Tanpa dukungan ini, acara tak mungkin berjalan serapi dan seaman ini,” akuinya.

Sosok yang turut hadir malam itu, petinju internasional asal Kalteng Eyger Borneo melihat lebih jauh dari sekadar pertandingan.

Bagi Eyger, Street War adalah peluang emas bagi generasi muda untuk berkembang secara positif, memberi wadah bagi anak muda untuk meningkatkan prestasi.

Lebih dari itu, ajang ini menjadi cara cerdas mengurangi kenakalan remaja. Daripada bertarung di jalan, para remaja bisa menantang lawannya secara sportif di atas arena. “Jika ada masalah, selesaikan di ring. Bukan di jalanan atau lewat tawuran,” kata putra asli Katingan itu.

Eyger berharap, event ini melahirkan bibit baru yang kelak bisa membawa nama Kalimantan Tengah ke pentas internasional. Regenerasi fighter muda Kalteng diharapkan dapat berdiri di panggung besar dunia.

Setelah sukses tanpa hambatan, Street War Volume 2 resmi ditutup. Namun bagi promotor, perjalanan belum selesai. Street War Volume 3 sudah berada di depan mata.

Nauval mengingatkan calon peserta untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. “Fisik, mental, skill, semua harus matang. Jangan sampai mendadak. Termasuk perlengkapan safety seperti gumshield, groin guard, dan hand wrap harus disiapkan lebih awal,” tegasnya.

Ia berharap Street War berikutnya semakin ramai, semakin matang, dan semakin membuka ruang bagi anak muda untuk berkembang.

Di tengah derasnya arus entertainment instan, Street War menawarkan kisah berbeda. Tentang proses, disiplin, dan mimpi. Tentang anak muda yang memilih bertarung di ring dari pada bertarung di jalan. Tentang harapan baru yang lahir dari keberanian untuk mencoba.

Street War bukan hanya adu pukulan. Ini adalah panggung perjalanan manusia. (ter/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *