Keterlambatan Konsumsi Diduga Picu Gangguan Pencernaan Peserta Pesparani
PALANGKA RAYA – Hingga kemarin, sebagian peserta Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Kalteng tahun 2025 masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Betang Pambelum. Sebagiannya sudah diperbolehkan pulang.
Sementara penyebab keracunan diduga karena peserta mendapat makanan yang seharusnya dimakan pagi hari, namun baru dikonsumsi siang hari setelah misa penutupan Pesparani di GOR Serbaguna, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Minggu (23/11/2025).
Padahal jatah makan siang juga sudah disiapkan dengan menu yang berbeda dan kemasan yang berbeda. Diduga makanan yang dikonsumsi peserta itu dari nasi kotak berwarna putih yang seharusnya jatah makan pagi, namun baru dimakan siang harinya. Sementara jatah makan siang menunya beda dengan kemasan kotak warna cokelat.
Sebelumnya, Kepala DPMPTSP Provinsi Kalteng sekaligus Ketua Pelaksana Pesparani Kalteng 2025 Sutoyo mengatakan, sebanyak 38 orang yang tercatat gejala sakit perut, mual, pusing, muntah dan mencret. Lantaran adanya dugaan keracunan, panitia bidang kesehatan langsung merujuk para peserta ke RS Betang Pambelum.
Informasi yang dihimpun, dari puluhan yang mengalami gangguan pencernaan, total peserta dari kontingen Kota Palangka Raya yang turut berpartisipasi dalam Pesparani berjumlah 209 orang. Peserta yang dirawat beragam. Mulai tingkat SMP, SMA, mahasiswa, serta orang dewasa yang seluruhnya merupakan bagian dari kontingen Kota Palangka Raya yang pada event pertama kali itu terpilih sebagai juara umum.
Ada 24 orang masih dirawat di RS Betang Pambelum. Dari 24 orang, 14 diantaranya harus rawat inap, 5 persiapan pulang, dan 5 lainnya melakukan screening Minggu malam (23/11/2025).
Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya juga telah memastikan seluruh peserta terdampak telah mendapatkan penanganan medis. Namun evaluasi menyeluruh dipastikan akan dilakukan.
“Seluruh pasien dipastikan dalam kondisi sadar dan tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan berat. Sebanyak 12 orang akibat makanan, dan satu orang karena lakalantas. Mayoritas mengalami muntah dan diare,” kata Pj Sekda Kota Palangka Raya Arbert Tombak saat meninjau langsung ke Rumah Sakit Betang Pambelum, Senin (24/11/2025).
Pemko Palangka Raya mengaku belum dapat memastikan kemungkinan adanya kelalaian pihak penyedia konsumsi dan masih menunggu penjelasan resmi dari panitia. Meski demikian, insiden ini menjadi perhatian serius karena melibatkan peserta usia sekolah yang memiliki jadwal padat selama gelaran Pesparani.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini menyebutkan, dugaan awal bukan pada kualitas makanan yang disajikan. Tapi pola konsumsi peserta yang terlambat makan. Ia mengingatkan, makanan yang dibiarkan terlalu lama tanpa dikonsumsi sangat rentan menurun kualitasnya, mengingat iklim wilayah yang lembab.
“Informasinya makanan disajikan dalam kondisi baik. Hanya saja telat dimakan. Terlambat makan dan itu mengganggu kondisi perut. Kalau bahan organik tidak cepat dimakan. Apalagi di daerah tropis, kualitasnya cepat turun. Informasi dari rumah sakit juga menyebut penyebabnya karena lambat makan,” tegasnya, Senin (24/11/2025).
Hingga saat ini, sebagian besar sudah bisa pulang ke rumah masing-masing. Beberapa diantaranya masih dirawat dan menunggu kondisi membaik.
Pemko Palangka Raya mengapresiasi tim medis RS Betang Pambelum yang dinilai cepat memberikan penanganan kepada seluruh peserta Pesparani yang diduga mengalami keracunan setelah konsumsi nasi kotak. (ter/ens)












