PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran menyalurkan 26.836 paket pasar murah dalam rangkaian kunjungan kerja (Kunker) di tiga kabupaten, yakni Barito Utara, Murung Raya dan Barito Timur.
Gubernur menyatakan, bahwa pasar murah merupakan instrumen penting Pemerintah Provinsi dalam menjaga keterjangkauan bahan pangan.
Ia menyebut kegiatan tersebut dilaksanakan secara intensif untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok, pengendalian inflasi serta membantu masyarakat berpenghasilan rendah.
“Pasar murah secara intensif kita laksanakan sebagai langkah stabilisasi harga kebutuhan pokok, pengendalian inflasi daerah, sekaligus membantu masyarakat kurang mampu agar memperoleh kebutuhan pangan dengan harga terjangkau,” ujar Gubernur, Senin (17/11/2025).
Ia juga menegaskan, bahwa pasar murah diharapkan memberikan manfaat nyata menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi bagian dari agenda prioritas Kartu Huma Betang Sejahtera. Gubernur menambahkan, bahwa program tersebut diupayakan berjalan optimal dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pasar murah dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu SMAN 4 Muara Teweh, SMAN 1 Puruk Cahu, dan SKH Negeri 1 Tamiang Layang. Selain membuka pasar murah, Gubernur meninjau sarana dan prasarana pendidikan, termasuk digitalisasi sekolah, implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), layanan pemeriksaan kesehatan gratis serta kegiatan penanaman pohon oleh siswa.
Dalam dialog dengan peserta didik, Gubernur kembali mengingatkan pentingnya kedisiplinan dan semangat dalam meraih cita-cita.
Ia berpesan, agar para siswa menjauhi pergaulan negatif yang dapat merugikan masa depan mereka.
Total paket sembako yang disalurkan terdiri dari 9.416 paket untuk Kabupaten Barito Utara, 8.260 paket untuk Kabupaten Murung Raya, dan 9.160 paket untuk Kabupaten Barito Timur. Setiap paket berisi beras 5 kilogram, gula 1 kilogram dan minyak goreng 2 liter dengan nilai total Rp 147.500. Pemerintah Provinsi memberikan subsidi Rp 132.500, sehingga harga tebus menjadi Rp 15.000.
Namun, Gubernur memutuskan, untuk menggratiskan seluruh paket tersebut bagi masyarakat penerima manfaat. Ia menyampaikan, bahwa keputusan ini diambil untuk memastikan seluruh bantuan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. (ifa/abe)
