Kesehatan

Pernah Merasakan Sakit Kepala Sebelah Berdenyut Hebat? Kenali Penyebab Migrain dan Cara Mengatasinya

22
×

Pernah Merasakan Sakit Kepala Sebelah Berdenyut Hebat? Kenali Penyebab Migrain dan Cara Mengatasinya

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 Sakit kepala sebelah atau migrain adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri berdenyut hebat, biasanya hanya terjadi pada satu sisi kepala. Serangan migrain dapat berlangsung selama beberapa jam hingga berhari-hari dan sering kali disertai gejala tambahan.

Migrain lebih sering dialami oleh wanita daripada pria, hal ini karena faktor pemicu migrain diduga berkaitan dengan perubahan hormon seperti saat menstruasi, kehamilan atau menopause. Kondisi migrain umumnya muncul pertama kali saat remaja, kemudian akan lebih sering terjadi ketika memasuki usia 30 tahun.

Dikutip dari Halodoc, para ahli menemukan bahwa kondisi ini sering berkaitan dengan menurunnya kadar serotonin. Serotonin adalah salah satu zat kimia di otak, jika kadarnya menurun maka diduga akan memicu saraf trigeminal melepaskan zat tertentu pada meningen, sehingga menimbulkan rasa nyeri.Meski demikian, migrain juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perubahan hormon pada wanita. Fluktuasi hormon terutama estrogen sering dikaitkan dengan serangan migrain. Hal ini didukung dengan banyaknya keluhan banyak wanita yang mengalami migrain ketika kadar estrogen mereka menurun,

Kondisi ini terjadi misalnya sebelum atau saat menstruasi, selama kehamilan atau saat memasuki menopause. Selain itu, pola makan turut memengaruhi risiko migrain karena kebiasaan mengonsumsi makanan olahan, makanan yang sangat asin, produk dengan pemanis tambahan, juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya migrain.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kesehatan

Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi….