Isen MulangKalimantan Tengah

60 Persen Masalah Kesehatan di Kalteng Berasal dari Gigi

37
×

60 Persen Masalah Kesehatan di Kalteng Berasal dari Gigi

Sebarkan artikel ini
Kadinkes Kalteng, Suyuti Syamsul. Foto: IST

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Suyuti Syamsul mengungkapkan hasil temuan menarik dari pemeriksaan kesehatan masyarakat yang dilakukan di daerah tersebut.
Berdasarkan data pemeriksaan CKG (Cek Kesehatan Gratis), sekitar 60 persen masalah kesehatan di Kalteng justru berasal dari kesehatan gigi.
“Ini menarik, hasil pemeriksaan CKG kita menunjukkan 60 persen masalah kesehatan di Kalteng itu terkait gigi. Jadi gigi menjadi masalah terbesar,” ungkap Suyuti saat diwawancarai di Palangka Raya, Kamis (13/11/2025).
Selain kesehatan gigi, Suyuti juga menyoroti meningkatnya kasus diabetes mellitus, terutama di kalangan dewasa dan pra-lansia. “Diabetes juga cukup besar kita temukan, terutama pada usia pralansia ke atas,” katanya.
Menurutnya, sebagian besar kasus diabetes di Kalteng dipicu oleh pola hidup yang kurang sehat.
“Masalah utamanya karena pola hidup. Masyarakat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, jarang berolahraga, dan kurang istirahat,” jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun faktor genetik dapat berpengaruh terhadap risiko diabetes, hal tersebut masih bisa dikendalikan melalui gaya hidup sehat.
“Faktor genetik memang ada, tapi bisa dikendalikan kalau kita rajin olahraga, cukup istirahat dan tidak berlebihan makan makanan manis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suyuti menjelaskan proses terjadinya diabetes secara sederhana. “Kalau kita terlalu sering makan manis, tubuh terus memproduksi insulin. Lama-lama insulin itu tidak peka lagi terhadap gula, akhirnya kadar gula tetap tinggi di darah,” paparnya.
Selain gaya hidup, peningkatan angka penderita diabetes juga dipengaruhi oleh panjangnya usia harapan hidup masyarakat Kalteng.
“Dulu orang umur 40 sudah meninggal, belum sempat kena diabetes. Sekarang umur 70 baru meninggal, jadi sempat mengalami gangguan pankreas atau insulin. Jadi bukan, karena penyakitnya makin banyak, tapi karena usia kita makin panjang,” terangnya.
Suyuti juga menyinggung adanya jenis diabetes bawaan atau juvenile diabetes yang bisa menyerang anak-anak, meski kasus ini relatif jarang.
“Anak-anak bisa kena juga, tapi itu bawaan. Yang banyak sekarang itu diabetes, karena gaya hidup,” katanya.
Untuk mencegah diabetes dan penyakit kronis lainnya, Suyuti mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat sejak dini. “Kalau kita mau sehat sampai usia tua, perbaiki pola makan, rajin olahraga, jangan merokok. Karena merokok itu memperbesar risiko diabetes dan penyakit jantung,” pesannya.
Ia menegaskan, perubahan perilaku hidup masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan angka penyakit tidak menular di Kalteng.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pengobatan. Yang paling penting adalah pencegahan melalui perilaku hidup sehat,” pungkasnya. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *