Kesehatan

Konsumsi Alpukat Dapat Menurunkan Risiko Diabetes, Terutama pada Wanita

47
×

Konsumsi Alpukat Dapat Menurunkan Risiko Diabetes, Terutama pada Wanita

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 Alpukat dikenal sebagai buah super yang kaya akan lemak sehat, serat, dan antioksidan. Namun kini, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa manfaatnya mungkin lebih besar dari yang selama ini kita kira. Penelitian terkini mengungkap bahwa konsumsi alpukat secara rutin dapat menurunkan risiko diabetes, terutama pada wanita. Meski begitu, para ahli tetap menekankan pentingnya pola makan seimbang secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada satu jenis makanan.

Dilansir melalui Medical News Today, terdapat sebuah penelitian dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics yang menyoroti hubungan antara konsumsi alpukat dan risiko diabetes pada orang dewasa di Meksiko. Negara ini mencatat diabetes sebagai penyebab kematian kedua tertinggi, dengan sekitar 15,2% populasi dewasa atau lebih dari 12 juta orang mengidap penyakit tersebut.

Para peneliti menganalisis data dari Survei Kesehatan dan Gizi Nasional Meksiko (ENSANUT) tahun 2012, 2016, dan 2018, mencakup lebih dari 25.000 partisipan berusia 20 tahun ke atas. Setelah menyaring peserta dengan data yang tidak lengkap atau kondisi tertentu seperti kehamilan, diperoleh sampel akhir yang cukup representatif.

Sekitar 59% responden adalah wanita, dan lebih dari 60% mengalami obesitas perut. Melalui kuesioner konsumsi makanan selama tujuh hari, peserta diklasifikasikan sebagai konsumen alpukat atau bukan. Diagnosis diabetes didasarkan pada laporan diri dan sebagian diverifikasi melalui pemeriksaan kadar gula darah.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kesehatan

Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi….