Kesehatan

Langkah Baru Menuju Medis Masa Depan

37
×

Langkah Baru Menuju Medis Masa Depan

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 National Health Service (NHS) Inggris tengah mengambil langkah strategis menuju masa depan medis berbasis kecerdasan buatan (AI). Sejumlah rumah sakit di bawah jaringan NHS akan menguji teknologi AI yang dirancang untuk membantu diagnosis serta menentukan terapi paling tepat bagi penderita kanker prostat, penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada pria di seluruh dunia.

Program riset tiga tahun ini bernama Vanguard Path, dengan nilai pendanaan mencapai £1,9 juta atau sekitar Rp41,6 miliar (kurs Rp21.920 per pound sterling). Proyek ini dipimpin oleh tim ilmuwan dari University of Oxford dan didanai oleh Prostate Cancer UK.

Studi tersebut akan menguji alat analisis biopsi bernama ArteraAI Prostate Biopsy Assay terhadap lebih dari 4.000 pria, guna mengukur efektivitasnya dalam mendeteksi serta memetakan tingkat risiko kanker prostat.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (4/11/2025), alat berbasis AI ini bekerja dengan menganalisis citra digital hasil biopsi prostat untuk menghasilkan skor risiko yang disesuaikan dengan kondisi individu. Teknologi tersebut sebelumnya telah diuji di Amerika Serikat dan terbukti dapat mengenali pasien dengan kanker prostat berisiko tinggi yang paling berpotensi merespons obat Abiraterone secara optimal.

Penelitian lanjutan di Inggris akan menilai sejauh mana keakuratan dan prediksi alat tersebut berlaku di lingkungan klinis nyata NHS. Uji coba dilakukan di tiga lokasi, yaitu North Bristol NHS Trust, Oxford University Hospitals NHS Foundation Trust, serta NHS Greater Glasgow and Clyde.

Para dokter di lokasi tersebut akan menerima hasil analisis dari ArteraAI bersamaan dengan proses pengobatan standar, untuk menilai apakah teknologi ini mampu mempercepat dan mempertajam keputusan medis.

Menurut Matthew Hobbs, Direktur Riset Prostate Cancer UK, alat ini memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma penanganan kanker prostat.

“Jika ini berhasil diterapkan, maka satu alat ini bisa digunakan di seluruh spektrum kasus, dari yang ringan hingga agresif, untuk membantu dokter mengambil keputusan yang sangat penting bagi kehidupan pasien,” ujarnya.

Sementara itu, Profesor Gerhardt Attard dari University College London, yang pernah terlibat dalam penelitian Abiraterone, menilai uji coba ini sebagai langkah penting. “Pendekatan ini telah menunjukkan hasil baik di uji klinis, tetapi tantangan sesungguhnya adalah bagaimana teknologi tersebut bekerja di lingkungan NHS yang kompleks dan berbeda. Inilah yang akan diuji dalam studi ini,” katanya.

Dari perspektif kebijakan publik, pemerintah Inggris melihat inisiatif ini sebagai bagian dari transformasi menuju sistem kesehatan digital yang lebih modern.

Menteri Kesehatan Publik dan Pencegahan, Ashley Dalton, menegaskan bahwa proyek ini menunjukkan kekuatan teknologi untuk mempercepat diagnosis dan meningkatkan efektivitas terapi.

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kesehatan

Kebiasaan jajan merupakan bagian dari keseharian anak-anak Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun sekitar rumah. Jajanan dipilih karena mudah didapat, terjangkau, dan menarik secara visual maupun rasa. Namun, perilaku jajan anak sering kali belum disertai pemahaman yang cukup tentang keamanan pangan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak memilih jajanan berdasarkan rasa dan tampilan tanpa memperhatikan kebersihan, kandungan bahan tambahan, atau informasi pada label kemasan. Selain itu, kebiasaan jajan juga berdampak pada lingkungan, terutama dari sisi sampah plastik kemasan pasca-konsumsi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan agar anak-anak dapat menjadi konsumen yang lebih sadar, bijak dalam memilih jajanan, dan peduli terhadap kelestarian bumi….