PALANGKA RAYA – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalteng, Herson B. Aden, menyampaikan saat ini program sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) telah diikuti oleh 70 peserta yang berasal dari Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Lamandau.
Pemprov Kalteng menargetkan agar daerah lain seperti Kapuas, Pulang Pisau, dan Gunung Mas segera menyusul dalam waktu dekat.
“Pelatihan ini dibiayai dari dana sawit APBN. Ke depan, kita harapkan seluruh wilayah Kalteng, terutama pelaku perkebunan rakyat, bisa mengikuti sertifikasi ISPO. Ini langkah maju bagi sektor perkebunan kita,” ungkap Herson, Selasa (4/11/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng, Rizky Ramadhana Badjuri, menegaskan, bahwa prospek pengembangan sektor perkebunan tidak hanya difokuskan pada perusahaan besar swasta (PBS), tetapi juga diarahkan agar pekebun rakyat dapat menikmati nilai tambah dari hasil kebunnya.
“Kalau sudah ada pelatihan dan sertifikat, para pekebun rakyat bisa menjual hasilnya ke pasar nasional maupun internasional. Artinya, produk mereka diakui secara legal dan aman dari sisi regulasi,” jelas Rizky.
Ia menambahkan, penerapan ISPO diyakini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, baik bagi masyarakat maupun daerah.
“Dengan ISPO, petani bisa menjual hasilnya dengan harga premium, membuka lapangan kerja baru dan memicu tumbuhnya usaha pendukung seperti transportasi dan logistik lokal,” terangnya.
Rizky menuturkan, Dinas Perkebunan Kalteng akan melanjutkan kegiatan pelatihan ISPO secara bertahap di tingkat kabupaten. Melalui program ini, pemerintah berharap semakin banyak pekebun rakyat yang tersertifikasi, sehingga produk sawit Kalteng mampu bersaing di pasar global dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan lingkungan dan sosial. (ifa/abe)












