Feature

Diawali Tiga Sekolah, Siapkan Dapur Tambahan di Parenggean

101
×

Diawali Tiga Sekolah, Siapkan Dapur Tambahan di Parenggean

Sebarkan artikel ini
PROGRAM MBG : Para pelajar SMP Negeri 1 Sampit kembali menikmati makanan dari program MBG, Selasa (4/11/2025) pagi. APRI/RADAR KALTENG

Sempat Vakum, Program MBG Mulai Lagi di Kotim

Pagi itu, halaman SMPN 1 Sampit terlihat lebih semarak dari biasanya. Di sela riuh tawa para pelajar, aroma masakan bergizi menyeruak dari wadah-wadah makan yang baru dibagikan. Setelah beberapa bulan vakum, program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto akhirnya kembali bergulir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

SINDY APRIANSYAH, Sampit

TIGA sekolah menjadi penerima manfaat pertama di tahap awal pelaksanaan MBG di Kotim Selasa (4/11/2025). Yaitu SMPN 1 Sampit, SMK Santo Yosef, dan TK Idhata. Sebanyak 989 porsi makanan bergizi tersaji di meja-meja sekolah, menjadi sumber semangat baru bagi para pelajar di sekolah itu.

“Alhamdulillah, program makan bergizi gratis kembali berjalan. Anak-anak sangat antusias dan gembira sekali. Terima kasih kepada Presiden Prabowo atas perhatian beliau kepada anak-anak sekolah,” ujar Fatimah, Wakil Kepala SMPN 1 Sampit saat ditemui, kemarin.

Ia mengakui, selama program ini vakum, banyak siswa yang menanyakan kapan kegiatan makan bersama di sekolah akan dimulai lagi.  “Program ini sangat membantu. Selain menambah semangat belajar, juga mendukung kebutuhan gizi anak-anak di usia sekolah. Semoga bisa terus berlanjut,” harapnya.

Dari dapur utama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Yos Sudarso, Sampit, aroma bumbu dan sayuran kini kembali mengepul. Dapur yang sebelumnya tak beroperasi penuh kini kembali sibuk menyiapkan menu harian.

“Hari ini kami menyalurkan 989 porsi untuk tiga sekolah. Semua menu disusun sesuai standar gizi dan keamanan pangan,” kata Rini Maulida, Koordinator Wilayah SPPG Kotim.

Ia menambahkan, dapur tambahan di wilayah Parenggean sedang disiapkan agar layanan bisa menjangkau sekolah-sekolah di luar kota. “Target kami bisa melayani hingga 3.000 porsi per hari,” ujarnya optimistis.

Suasana di sekolah pun penuh warna anak-anak berbaris rapi, mencuci tangan, lalu berdoa bersama sebelum menikmati hidangan mereka. Tak ada yang lebih membahagiakan dari melihat senyum polos yang kembali merekah setelah sekian lama menunggu.

Dari piring-piring kecil di tangan mereka, tersaji bukan sekadar makanan, tapi juga semangat baru bahwa gizi yang baik adalah awal dari masa depan yang lebih cerah. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *