Utama

Ada Isu Pemerasan di RSDS

152
×

Ada Isu Pemerasan di RSDS

Sebarkan artikel ini
FOTO : Suyuti Syamsul
  • Plt Direktur Mengaku Tak Tahu
  • Manajemen Fokus Melunasi Utang, Pangkas Tunjangan Pejabat 30 Persen

PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya dr Suyuti Syamsul membantah keras narasi yang beredar di media sosial TikTok melalui akun @beritakaltengterkini yang menyebutkan adanya dugaan pemerasan oleh oknum wartawan berinisial MH di lingkungan rumah sakit tersebut.

Saat dikonfirmasi Radar Kalteng, Suyuti menegaskan dirinya sama sekali tidak mengetahui kebenaran isi video yang menyebut adanya pemerasan di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.

“Saya tidak mengetahui siapa yang diperas dan siapa yang memeras. Silakan ditanyakan kepada yang membuat narasi tersebut,” kata Suyuti, Kamis (30/10/2025).

Suyuti Syamsul menambahkan, jika pemerasan memang ada, hal yang akan ia lakukan adalah melakukan perlawanan. “Pastinya bukan saya, karena kalau saya yang diperas, saya akan lawan,” tegas mantan kepala Dinas Kesehatan Kalteng itu.

Pernyataan tersebut muncul setelah video yang memuat tudingan pemerasan itu ramai diperbincangkan publik dan menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Suyuti menilai, isu semacam itu justru dapat mengganggu fokus pihak rumah sakit menjalankan program-program pembenahan internal yang tengah dilakukan saat ini.

Sekadar diketahui, saat ini RSUD Doris Sylvanus tengah fokus menyelesaikan persoalan keuangan rumah sakit, khususnya terkait utang warisan dari tahun 2023 hingga 2024 yang mencapai Rp 124 miliar.

Menurut dia, manajemen baru telah menyiapkan sejumlah langkah strategis agar beban utang tersebut dapat diselesaikan secara bertahap dan ditargetkan lunas akhir Oktober 2025.

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah keuangan ini secara transparan dan bertanggung jawab. Target kami, seluruh kewajiban dapat dilunasi sesuai jadwal,” jelasnya.

Melalui akun media sosial pribadinya di Threads (@suyuti_syamsul), Suyuti juga sempat mengunggah pernyataan yang mencerminkan kebijakan efisiensi yang diterapkan di RSUD Doris Sylvanus. Dalam unggahan tersebut, ia menuliskan bahwa salah satu ‘resep mujarab’ untuk mengatasi defisit anggaran adalah dengan memangkas tunjangan pejabat.

“Salah satu resep mujarab mengatasi defisit anggaran suatu entitas (pemerintah, organisasi, atau perusahaan) adalah memotong tunjangan pejabatnya. Saya yakin tidak banyak yang menyadari bahwa salah satu langkah yang ditempuh di RSUD Doris untuk mengatasi masalah adalah memangkas tunjangan para pejabatnya sebesar 30 persen dan menghapus honor yang merupakan bagian dari tugas pokok,” tulisnya.

Dengan langkah-langkah efisiensi, transparansi, serta komitmen terhadap integritas, manajemen RSUD dr Doris Sylvanus berharap dapat mengembalikan kepercayaan publik sekaligus memastikan rumah sakit rujukan utama di Kalteng tersebut tetap memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. (ifa/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *