Akibat Genangan Air dan Antisipasi Serangan Buaya di SDN Kunjung Lampuyang
SAMPIT – Setelah banjir merendam sekolah dan munculnya ancaman buaya di sekitar SDN Kunjung Lampuyang di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, kegiatan belajar mengajar kini pindah ke tempat lain. Kegiatannya dipindahkan di teras rumah warga setempat. Dua ruang kelas dipindahkan ke lokasi yang lebih aman demi keselamatan para muridnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur Multazam mengungkapkan, pemindahan ini merupakan bagian dari upaya tanggap darurat terhadap ancaman hewan predator yang sempat terlihat di sekitar sekolah itu.
“Ada dua rombongan belajar yang digeser. Yaitu kelas 1 dan kelas 2. Untuk kelas 1 jumlah siswanya 15 orang. Sedangkan kelas 2 ada 11 siswa. Jadi total ada 26 anak yang kini belajar di tempat sementara,” kata Multazam, Kamis (16/10/2025).
Pemindahan dilakukan ke lokasi berjarak sekitar 50 meter dari bangunan sekolah semula.
Tepatnya di halaman rumah warga yang dengan sukarela meminjamkan tempatnya untuk dijadikan ruang kelas darurat. BPBD Kotim turut menyiapkan tenda berukuran 4×6 meter untuk menampung kegiatan belajar sementara.
“Tenda yang kami pasang hanya satu, karena keterbatasan ruang. Sebagian anak belajar di bawah tenda, sebagian lagi di teras rumah warga yang berkenan memfasilitasi. Kami sangat berterima kasih kepada pemilik rumah dan juga pihak sekolah yang telah sigap beradaptasi,” jelasnya.
Kondisi di lapangan memang tidak mudah. Selain masih adanya genangan air di sekitar sekolah, beberapa murid juga belum bisa hadir ke lokasi belajar darurat. “Dari informasi pihak sekolah, beberapa siswa hari ini tidak masuk karena kondisi banjir dan faktor keamanan. Namun yang hadir tetap bersemangat mengikuti pelajaran,” ungkapnya.
Menurut Multazam, langkah pemindahan kelas ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan setelah laporan warga tentang kemunculan buaya berukuran sekitar tiga meter di sungai depan sekolah. Ancaman tersebut dianggap cukup serius. Mengingat lokasi sekolah berada di wilayah rendah yang sering tergenang air saat banjir rob.
“Kami sudah bahas penanganan daruratnya bersama pihak sekolah dan camat setempat. BPBD juga menyiapkan beberapa bahan tambahan dari kantor untuk membantu memperkuat keamanan di sekitar lokasi, termasuk langkah-langkah antisipasi jika buaya kembali muncul,” katanya.
Meski belajar di bawah tenda sederhana, para murid SDN Kunjung Lampuyang tetap menunjukkan semangat yang luar biasa. Suara tawa mereka terdengar di sela-sela deru angin yang menggoyang atap tenda. Di papan tulis kecil yang menempel di kursi, guru menuliskan pelajaran hari itu dengan semangat yang tak kalah besar dari para muridnya.
“Kami akan terus pantau situasinya. Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama. Tapi semangat mereka untuk tetap belajar, itu sungguh luar biasa,” tandasnya. (pri/ens)












