Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan kaderisasi ulama atau dai. Supaya para dai yang menyampaikan pesan-pesan keagamaan, benar-benar memahami ilmu agama. Bukan orang yang tiba-tiba mengaku dai, padahal tidak jelas sanat atau rujukan ilmunya.
Pesan tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu. “Sekarang banyak yang mengaku dai tetapi pemahaman (agamanya kurang),” kata Ismail dalam paparan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII di Jakarta (7/10). Ismail mengatakan Kemenag terus berupaya menghadirkan dai atau ulama yang kompeten di tengah-tengah masyarakat.
Menurut dia, keberadaan dai atau ulama yang benar-benar kompeten sangat penting. Karena bisa mengajak masyarakat untuk semakin dekat dengan ajaran agamanya. Ismail mengatakan, Menag Nasaruddin Umar berpesan bahwa ketika umat semakin dekat dengan agama, maka negara akan damai. Sebaliknya ketika umat jauh dengan ajaran agamanya, bakal terjadi kekacauan.
Menurut Ismail, ajang STQH Nasional XXVIII itu jadi salah satu kaderisasi dai atau ulama. Para kafilah dari berbagai daerah, akan saling berkompetisi terkait keilmuan Alquran dan Hadits.
SUMBER : JAWA.POS












