Melihat Kondisi SDN Kunjung Lampuyang di Teluk Sampit
Suara tawa anak-anak bercampur cipratan air terdengar dari halaman SDN Kunjung Lampuyang di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Meski air setinggi lutut orang dewasa menggenangi halaman dan ruang kelas, semangat mereka untuk belajar tak surut sedikit pun.
SINDY APRINASYAH, Sampit
PAGI itu, genangan air masih menutupi sebagian halaman sekolah dan sebagian anak menggulung celana hingga lutut. Mereka melangkah pelan melewati genangan air menuju ruang kelas. Di dalam, papan tulis tetap berdiri di ujung ruangan. Seolah menjadi saksi keteguhan hati para murid dan guru yang tak ingin menyerah pada keadaan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam mengaku terenyuh melihat semangat anak-anak di tengah kondisi yang tidak nyaman itu.
“Hari Senin lalu airnya masih sekitar 15 sentimeter. Tapi hari ini tepatnya pada siang, sudah naik jadi sekitar 25 sentimeter, setinggi lutut orang dewasa. Tapi anak-anak tetap datang sekolah. Belajar seperti biasa,” kata Multazam melalui voicenote saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).
Banjir yang merendam sekolah ini memang bukan kali pertama terjadi. Setiap kali air pasang atau hujan lebat, kawasan Teluk Sampit, terutama SDN Kunjung Lampuyang selalu menjadi langganan genangan. Namun kali ini ada hal yang membuat situasi semakin menegangkan adalah laporan adanya kemunculan buaya di sekitar lokasi.
“Kami dapat informasi dari pihak sekolah bahwa penjaga warung di dekat sekolah, beberapa hari lalu melihat ada buaya lewat di sungai depan sekolah. Ukurannya cukup besar. Sekitar tiga meter,” ungkapnya.
Mendengar kabar itu, pihak sekolah langsung bergerak cepat. Papan-papan kayu dipasang di tepi halaman sekolah sebagai penghalang darurat. Berjaga-jaga agar hewan buas itu tidak naik ke area bermain para murid di sekolah itu. Meski begitu, ancaman itu tak membuat para murid surut langkah.
“Sedih sebenarnya melihat mereka belajar dalam genangan air seperti itu. Tapi di sisi lain, kita juga bangga. Semangat mereka luar biasa,” ungkapnya.
MultazamIa menambahkan, BPBD Kotim telah berkoordinasi dengan camat setempat untuk memantau langsung kondisi di lapangan. Dinas Pendidikan juga telah menerima laporan agar dapat memberikan perhatian lebih bagi sekolah tersebut.
“Kami harap ada solusi jangka panjang. Jangan sampai semangat belajar anak-anak yang besar ini harus terus diuji oleh kondisi lingkungan yang berisiko,” ujarnya.
Mereka mungkin tak memiliki ruang kelas yang nyaman hari ini, tapi di mata mereka, sekolah tetaplah tempat terbaik untuk berharap. Karena di SDN Kunjung Lampuyang, semangat belajar tak pernah surut meski air terus meninggi, dan meski buaya kadang melintas di sungai depan sekolah mereka. (pri/ens)












