Palangka Raya

Wali Kota Mengaku Belum Terima Laporan Resmi

29
×

Wali Kota Mengaku Belum Terima Laporan Resmi

Sebarkan artikel ini
WAWANCARA : Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin saat diwawancarai wartawan, beberapa waktu lalu.FOTO HUMAS

Terkait Keracunan Murid SDN 3 Bukit Tunggal Setelah Konsumsi MBG

PALANGKA RAYA – Setelah beredarnya dugaan keracunan saus kedaluwarsa yang menimpa puluhan murid sekolah dasar (SD) di Palangka Raya, Wali Kota Fairid Naparin mengatakan, hingga saat ini Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya belum menerima laporan komprehensif, baik dari Dinas Pendidikan maupun Badan Gizi Nasional (BGN) mengenai insiden tersebut. Menurut Fairid, laporan resmi sangat dibutuhkan untuk memastikan langkah evaluasi yang tepat.

“Saya mendapat informasi awal dari Kepala Dinas Pendidikan dan juga dari BGN. Namun laporan resminya memang belum kami terima. Setelah ada laporan lengkap, tentu akan kami sampaikan lebih lanjut,” ungkap Fairid Naparin kepada media, Senin (29/9/2025).

Wali Kota Palangka Raya juga mengingatkan kepada masyarakat agar lebih selektif dan tidak langsung menerima setiap informasi yang beredar di media sosial, termasuk terkait program makan bergizi gratis (MBG). “Telaah, selidiki dan pastikan kebenarannya, baru menentukan sikap. Jangan terburu-buru bersikap. Apalagi menyebarkan suatu informasi jika belum tahu kebenarannya,” ucapnya.

Fairid menegaskan, dirinya tidak tinggal diam dan terus memantau perkembangan kondisi murid yang terdampak. Koordinasi dengan dinas terkait serta BGN dilakukan untuk memastikan evaluasi menyeluruh dapat segera dilakukan.

Saat ini, pemerintah kota masih menunggu hasil pemeriksaan mendetail untuk memastikan penyebab dugaan keracunan massal tersebut. Ia menekankan bahwa program MBG akan tetap dijalankan dengan pengawasan ketat agar aman dan bermanfaat bagi seluruh siswa di kota setempat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani memastikan, pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap makanan dan sanitasi sekolah.

Menurut dia, insiden yang terjadi di SDN 3 Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, berdasarkan laporan sementara, menyebutkan penyebabnya berasal dari saus yang sudah kedaluwarsa. “Dapurnya beroperasi di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 8. Bahan saus yang kedaluwarsa itu disebut-sebut sebagai penyebab keracunan,” ungkap Jayani, Senin (29/9/2025).

Informasi yang diterima, insiden yang terjadi Kamis (4/9/2025) lalu itu ditangani cepat pihak puskesmas. Kadisdik menjelaskan, petugas kesehatan langsung datang ke lokasi. Dari keterangan, puluhan murid mengalami sakit perut dan semua sudah sehat usai ditangani pihak medis.

Jayani mengungkapkan, penyelenggara MBG sudah bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun, evaluasi menyeluruh tetap harus dilakukan. Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini secara langsung meninjau kondisi dapur, sanitasi, hingga proses pencucian peralatan makan yang dinilai masih belum optimal. “Sekarang sudah ada satgas khusus yang dibentuk untuk memantau kualitas makanan dan bekerja sama dengan tim gizi. Ini langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Achmad Zaini menjelaskan, pemerintahan daerah diharuskan menjalankan protokol jika terjadi insiden seperti keracunan makanan dan lainnya, usai mengkonsumsi MBG. “Kami menyiapkan tim gerak cepat. Sudah kami bentuk satgasnya di sini. Peran satgas ini, apabila ada insiden, kami sudah mempunyai protokol gerak cepat nanti seperti apa,” ucap Zaini kepada wartawan di Kantor Wali Kota Palangka Raya, Senin (29/9/2025).

Pemko Palangka Raya bersama pemerintah daerah lainnya sudah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Badan Gizi Nasional, untuk menyelesaikan persoalan keracunan MBG yang terjadi. Inspeksi kesehatan dilakukan untuk memastikan keamanan pangan melalui pengecekan waktu memasak, proses produksi hingga distribusi, dan penyimpanan makanan.

Insiden ini menjadi pembelajaran penting bagi seluruh penyelenggara. Pemko akan memperketat pengawasan agar penyelenggara lebih teliti memastikan bahan makanan, terutama yang mudah kedaluwarsa. Hal ini sangat diperlukan, karena program MBG memprioritaskan kesehatan anak-anak di sekolah. (ter/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *