- Kepala SPPG: Ini Murni Keteledoran Kami
PALANGKA RAYA – Kasus keracunan puluhan murid SDN 3 Bukti Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, setelah konsumsi menu dari program makan bergizi gratis (MBG) jadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Insiden yang menimpa murid kelas 4 dan 5 SDN 3 Bukit Tunggal itu terjadi pada Kamis (4/9/2025) lalu.
Puluhan peserta didik di sekolah itu mengalami mual serta sakit perut usai menikmati menu yang disediakan oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bukit Tunggal 02.
Walaupun sempat dibantah oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Badan Gizi Nasional (BGN) Palangka Raya Nur Izzah Dinillah, yang menyebutkan kabar yang menyebutkan ada puluhan peserta didik yang keracunan setelah konsumsi MBG, namun Kepala SPPG Bukit Tunggal 02 Siti Nur Hazizah memberikan keterangan terkait insiden tersebut, dan mengakui hal itu murni keteledoran SPPG.
Menurut Siti Nut Hazizah, memang gangguan kesehatan tersebut tidak murni keracunan, melainkan reaksi terhadap bahan makanan yang kedaluwarsa. Terutama pada saus yang digunakan dalam menu makanan, yaitu burger yang disediakan SPPG saat itu.
“Kami menggunakan dua jenis saus kemasan, yaitu saus berbungkus hijau dan saus berbungkus merah. Salah satunya kedaluwarsa sejak empat bulan lalu. Ini adalah murni kelalaian dan keteledoran dari kami,” akui Kepala SPPG Bukit Tunggal 02 Siti Nur Hazizah kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).
Menurut dia, setelah menerima laporan dari SDN 3 Bukit Tunggal terkait insiden itu, pihaknya langsung mengambil tindakan lebih lanjut. Siti mengatakan, setidaknya ada 25 murid yang mengalami gejala dan disarankan untuk periksa ke puskesmas. Namun pihak sekolah menyatakan tidak perlu, karena sekolah telah melakukan penanganan awal.
“Satu murid sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pambelum pada keesokan harinya. Total yang kami tahu itu hanya 26 murid saja yang mengalami gangguan kesehatan tersebut,” katanya.
Siti menjelaskan, barang-barang suplai, termasuk saus, berasal dari pihaknya yang tengah berbelanja kentang sebagai pengganti nasi. Menurut dia, saus tersebut berasal dari salah satu warung di Jalan Temanggung Tilung. “Ke depannya kami akan lebih ketat dalam pengecekan bahan baku. Kasus ini menjadi pelajaran besar bagi kami agar lebih teliti lagi,” tegasnya.
Ditambahkannya, dapur SPPG Bukit Tunggal 02 beroperasi mulai tanggal 19 Agustus 2025. Pihaknya menyuplai makanan ke 4 SD, 4 SMP, dan 2 SMA di Palangka Raya. Dapur SPPG Bukit Tunggal 02 mampu memproduksi hingga 1.941 porsi makanan, yang melibatkan 29 pekerja.
Tapi hingga saat ini, dapur SPPG Bukit Tunggal 02 belum mempunyai Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Kepala SPPG itu menjelaskan, SLHS sudah dalam proses pengajuan.
Kepala SPPG Bukit Tunggal 02 Siti Nur Hazizah juga mengaku, pihaknya kekurangan relawan. Siti sering kali turut ikut ke lapangan. “Jadi sewaktu barang datang kemarin, kami tidak langsung menerimanya dan sudah berada di dalam. Ini murni keteledoran kami,” tambahnya.
Pihak sekolah dan orang tua murid minta untuk tidak lagi menggunakan menu berbahan roti, seperti burger, tidak lagi disajikan ke para murid. SPPG juga menerima masukan dari sekolah dan orang tua peserta didik, agar tidak lagi menyediakan menu roti.
Sebelumnya, Koordinator Wilayah (Korwil) Badan Gizi Nasional (BGN) Palangka Raya membantah informasi adanya murid sekolah dasar keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis.
Korwil BGN Palangka Raya Nur Izzah Dinillah saat dikonfirmasi menyatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab keracunan tersebut.
Berdasarkan investigasi dan data faktual yang diperoleh, kata Nur Izzah, informasi keracunan massal yang beredar tidak benar. “Kami menyatakan dengan tegas bahwa kabar mengenai keracunan massal yang beredar adalah tidak benar dan tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,” tegasnya.
Menurut dia, pihaknya memastikan seluruh bahan baku dan proses pengolahan menu MBG, termasuk saus dan semua komponen pelengkap, telah melalui pemeriksaan quality control (QC) yang sangat ketat
“Kami memastikan tidak ada bahan baku, apalagi saus yang kedaluwarsa, yang lolos dalam rantai distribusi kami. Integritas dan keamanan gizi anak-anak kita adalah prioritas tertinggi BGN Palangka Raya,” tuturnya. (ter/ens)