Kesehatan

Definisi dan Metode untuk Menghadapi Pemulihan Pascastroke

44
×

Definisi dan Metode untuk Menghadapi Pemulihan Pascastroke

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

 Neurorestorasi adalah metode medis yang berfokus pada pemulihan dan menjaga kesehatan sel-sel saraf (neuron) di otak menggunakan strategi neurorestoratif. 

Tujuan dari neurorestorasi, yakni membantu otak memperbaiki fungsinya melalui beberapa proses alami. Hal itu mencakup pada perlindungan saraf supaya tidak semakin rusak, membentuk jalur saraf baru alias memperbaiki jaringan yang rusak, mengatur kembali kerja saraf, dan mendukung regenerasi atau pertumbuhan sel serta jaringan baru.

Metode medis dalam neurorestorasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dari obat-obatan, teknologi, terapi biologis, sampai tahap pembedahan.

 Dilansir Siloam hospitals, neurorestorasi selain sebagai metode medis juga dianggap sebagai terapi yang efektif untuk penderita stroke. Teruntuk pasien stroke, neurorestorasi dilakukan dengan tujuan, antara lain: 

  • Mengurangi kerusakan lebih lanjut pada otak
  • Mengembalikan aliran darah ke otak
  • Membantu pemulihan fungsi tubuh dan otak, yang pada akhirnya pasien bisa kembali beraktivitas bahkan kualitas hidupnya meningkat. 

Metode neurorestorasi sebagai pemulihan pasca stroke 

Berikut beberapa jenis metode neurorestorasi yang bisa dilakukan untuk membantu pemulihan pasien pascastroke: 

1. Stem Cell Therapy

Salah satu metode neurorestorasi pasca stroke yaitu stem cell therapy atau transplantasi sel punca. 

Sel punca memiliki kemampuan untuk dapat membantu regenerasi sel dan pemulihan sel pada jaringan otak yang rusak. Terdapat beberapa jenis sel punca yang dikaitkan dengan stroke, yaitu embryonic stem cells atau sel embrio, sel saraf, sel mononuklear sumsum tulang, sel mesenkimal, dan induced pluripotent stem cells.

2. Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS)

Metode ini adalah jenis terapi otak yang menggunakan kumparan tembaga yang dialiri arus listrik singkat dan kuat. Sehingga kumparan tersebut menghasilkan medan magnet yang bisa berubah dengan begitu cepat. 

Medan listrik yang ada nantinya akan merangsang sel-sel saraf tertentu, yaitu sel piramidal dan inhibitory interneurons. Akibatnya, terjadi aktivasi saraf yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Sel punca memiliki kemampuan untuk dapat membantu regenerasi sel dan pemulihan sel pada jaringan otak yang rusak. Terdapat beberapa jenis sel punca yang dikaitkan dengan stroke, yaitu embryonic stem cells atau sel embrio, sel saraf, sel mononuklear sumsum tulang, sel mesenkimal, dan induced pluripotent stem cells.

2. Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (rTMS)

Metode ini adalah jenis terapi otak yang menggunakan kumparan tembaga yang dialiri arus listrik singkat dan kuat. Sehingga kumparan tersebut menghasilkan medan magnet yang bisa berubah dengan begitu cepat. 

Medan listrik yang ada nantinya akan merangsang sel-sel saraf tertentu, yaitu sel piramidal dan inhibitory interneurons. Akibatnya, terjadi aktivasi saraf yang dapat mempengaruhi fungsi otak. 

Jenis terapi otak dalam hal ini, tidak menimbulkan rasa nyeri dan tidak perlu adanya pembedahan. Adapun berdasar penelitian internasional tahun 2023, berjudul ‘Evidence of Rtms FOR Motor or Cognitive Stroke Recovery: Hype or Hope?’ menunjukkan rTMS berpotensi membantu pemulihan fungsi motorik maupun kognitif setelah stroke.  

Baca Juga: Kenali Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Stroke Sebelum Terlambat

3. Deep Brain Stimulation (DBS)

Metode neurorestorasi satu ini dilakukan dengan cara yang menanamkan elektroda yang diletakkan pada posisi yang begitu dekat dengan sel saraf (neuron). Dengan demikian, stimulasi yang diberikan akan lebih tepat sasaran dan efisien. 

SUMBER : JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *